Sunday 21 June 2020

MY LOVELY BOY

0 comments

Hari ini sangat panas, aku bahkan tidak tau bahwa aku berada di Sibolga. Mungkin aku orang terbodoh yang tidak menyadari kehidupanku sebenarnya. Hahaha, aneh ya aku. Namaku Laura Era Nauli Situmorang . Aku memang orang batak dan ofcourse, logatku juga begitu walau terkadang aku lebih banyak berbahasa Indonesia.

“Woy!, ngelamun aja lo!” sebuah tepukan di bahuku sukses membuatku kaget dan menoleh pada sekumpulan teman-teman menyebalkan ku.

“Ngelamunin sapa si lo? Pacar? Ciyeee yang lagi jatuh cinta” kali ini cindy yang menggodaku. Astaga, aku lupa bahwa aku sedang di sekolah, tepatnya diruangan X MIA 3, ruangan yang tiada hari tanpa ribut dan konyol, terkadang aku malas berada disini. Ini sudah 2 minggu lamanya sejak MOS berlangsung. Dan aku masih belum hafal nama teman-teman sebayaku disini. Huh…

“Apaan sih, pacar aja gapunya” kataku sebal, aku tau mereka menyindirku, Ruth , Cindy dan Yora selalu menyindirku yang tidak punya pacar , padahal pacar kan gapenting juga.

Hening seketika, aku tau apa penyebab keheningan ini , Itu karna….. “Woy, guru datang” dan semuanya pun diam dan duduk ditempat masing-masing. Jhon yang menjabat menjadi ketua kelas akhirnya menyuruh kami berdiri dan memberi salam kepada Ibu Zulfayeni, guru yang masuk sekarang.
“Karna buku belum dibagikan , jadi kita membahas soal yang saya berikan” Itulah kata terakhir ibu zulfa sampai bel berbunyi.

KRING KRING!! , bel SMA negeri 1 itu berbunyi , semua murid berhamburan keluar , tak terkecuali aku, aku bahkan ingin tidur pada les terakhir yang dibawakan oleh Ibu Sitorus, guru kimia yang ergghh menyebalkan dan killer abis .

Baru beberapa menit aku melangkahkan kaki, sebuah tangan menarik tas ku sehingga mau tidak mau aku harus berhenti. Aku berbalik dan melihat seorang cowok yang kurasa sekelasku.

“Maaf aku mengganggumu , tapi , aku menemukan ini jatuh dari tasmu” katanya sambil memberikan sebuah pulpen yang sangat familiar dimataku , dan kurasa itu memang pulpenku. Aku menerimanya sambil tersenyum dan berterima kasih padanya. Dia hanya mengangguk sambil pergi meninggalkanku yang masih terpaku. Gerakannya seperti kilat , memandang mataku dengan lekat. Siapa dia? Aku tau caranya… Aku buru-buru masuk kedalam kelas, dan melihat denah kelas yang terpampang rapi dimejaa guru. Dan kulihat namanya.. Rafael Simarmata….

Leave a Reply

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)