Tuesday 3 November 2020

Ekonomi Digital - Peluang Virtual Paling Laris, Pasti Bisa.

0 comments

 

"Hey Bro, punya m-banking tidak?"
"Aku mau pesan makanan, mau order pakai ovo aja."
"Wah, tanggal cantik nih, belanja online yuk."
"Cuacanya sangat panas, jalan kaki melelahkan, aku order dulu aja ya."

Setidaknya dari sekian percakapan itu, ada yang tidak asing lagi untuk didengar. Tidak hanya di kampus, di sekolah, di rumah bahkan di dunia maya. Dari mulai sosial media yang paling lama hingga yang terbaru. Aplikasi ojek online, dompet digital, belanja online, ada di mana-mana. Bagaimana tidak? Dari remaja hingga dewasa, perempuan dan laki-laki kerap menggunakan aplikasi tersebut.  

Melihat dari banyaknya jumlah pengguna aplikasi tersebut, tentunya menunjukkan bahwa pasar ekonomi digital ini sangat luas. Bahkan demi kepuasan tersendiri, ada orang yang belanja online walaupun cuma satu barang, karena berpikir bahwa itu lebih praktis daripada harus turun langsung ke pasar untuk berbelanja. Bahkan untuk membeli sayuran orang-orang pun lebih cenderung menggunakan aplikasi karena selain praktis, harganya bisa lebih miring dan tersedia cashback. Dan, aplikasi cashback juga sekarang tersedia.

 

 

"Digital Economy adalah keadaan sosiopolitik dan sistem ekonomi yang mempunyai karakteristik sebagai sebuah ruang intelijen, meliputi informasi, berbagai akses instrumen, kapasitas, dan pemesanan informasi.(Don Tapscott)"

 

Dari pengertian yang diperkenalkan oleh Don Tapscott di tahun 1995 tentunya bisa disimpulkan bahwa ekonomi tidak lagi tentang pasar dan transaksi atau barter, tapi juga meliputi informasi dan segala hal yang tidak melulu soal tatap muka. Jadi, sudah bisa dipastikan aplikasi apa saja itu di era saat ini. DANA, OVO, GRAB, GOJEK, SHOPEE, TOKOPEDIA, dan lain sebagainya merupakan bagian dari ekonomi digital.  

 

Kapan Ekonomi Digital dikembangkan di Indonesia?

 

Presiden Jokowi, di beberapa kesempatan seperti pada bulan Februari yang lalu di Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-AS (ASEAN-US Summit) di California, USA dan di pertemuan dengan Presiden Obama bulan Oktober di Gedung Putih, Washington, turut menjelaskan bahwa ekonomi digital akan dikembangkan di Indonesia. 

 

Teknologi digital akan menjadi prioritas program Indonesia. Walaupun terlambat dibandingkan Tiongkok yang sudah meluncurkan rencana lima tahun e-commerce di tahun 2011. Pemerintah Indonesia akhirnya meluncurkan juga e-commerce roadmap di tahun 2016. Peta jalan ini dimaksudkan untuk mendukung visi Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. E-commerce memang merupakan salah satu kegiatan ekonomi digital yang penting.

 

 

E-commerce sendiri bahkan memiliki paket data tersendiri dikarenakan banyaknya pengguna., Bagaimana tidak? Uang yang disimpan pun tergolong aman, tidak perlu repot untuk memegangnya selalu menggunakan dompet karena hanya dengan mendaftar dan melengkapi persyaratan Anda sudah bisa menggunakannya. Tapi sebenarnya poin penting di sini adalah how to make people  use economy digital ?

 

Sebagian besar masyarakat masih banyak yang buta teknologi, jadi permasalahan penting yang bisa diangkat adalah pengetahuan teknologi. Tidak heran jika Teknik Informatika sudah dipelajari sedari SMP. Apalagi semakin berkembangnya zaman, makin banyak pula teknologi yang muncul bahkan untuk masalah sepele. 

 

Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk masuk ke new economy ini. Perkembangan transaksi e-commerce di Indonesia sekitar 40% setiap tahunnya dan merupakan satu dari yang tertinggi di dunia. Pada tahun 2013, transaksi e-commerce di Indonesia hanya berkisar USD 8 milyar, meningkat menjadi USD 12 miliar di tahun 2014, dan sekitar USD 20 miliar di tahun 2015. Angka ini diperkirakan akan mencapai nilai USD 25 milyar di akhir tahun 2016, dan USD 130 miliar pada tahun 2020. E-commerce merupakan pilar utama ekonomi digital. Setuju tidak setuju, tapi memang E-commerce lah inti dari semua ekonomi digital. 


Lalu Apa Keuntungannya Terhadap Indonesia?

  • Semakin meningkatnya ekonomi digital
     Tentunya bisa memajukan pengetahuan teknologi dan bisa memasarkan produk Indonesia dengan lingkup yang lebih luas. Logikanya pengguna pasar tradisional saja sudah banyak yang dikenal, jika digunakan penjualan melalui aplikasi dengan hanya mengarahkan pelanggan ke kategori yang dijual, siapa pun dan di mana pun mampu membelinya.
  • Transaksi jual beli sangat aman dan nyaman
    Daripada menggunakan aplikasi di luar e-commerce dan hanya memanfaatkan sosial media untuk menipu, lebih baik digunakan yang lebih terpercaya menurut review mana pun. 
  • Banyaknya pengguna rekening di seluruh Indonesia
    Untuk menggunakan dompet digital yang merupakan bagian dari ekonomi digital, dibutuhkan yang namanya topup, dan biasanya dapat dilakukan menggunakan m-banking. Dan tentunya, jika tidak punya rekening, akan sangat sulit menggunakan dompet digital.

 

Percayalah, ekonomi digital itu sudah banyak di sekitar kita. Jangan pernah menutup mata betapa pentingnya kemampuan online dan peluang virtual yang paling laris di era saat ini.  Bahkan Indonesia sudah merasakan beberapa bulan berada di titik semuanya harus online. Karena pandemi yang meluas, Indonesia diwajibkan daring dan butuh banyak kuota. Kuota tersebut bahkan bisa diisi menggunakan E-commerce. Bahkan kuliah sambil berjualan pulsa, token, dan tagihan listrik pun sudah tidak asing lagi. 

 

Jadi, mari bersama-sama memajukan ekonomi digital untuk Indonesia dan diri sendiri maupun keluarga. Hari ini tidak lagi tentang siapa yang duluan lahir, tapi siapa yang tetap bertahan. Semua kemungkinan di dunia ini sudah bisa dirasakan bersama-sama mengingat ekonomi digital ini pun sudah mendunia. Jangan pernah takut mencoba, mengeksplorasi, karena ekonomi tetap ekonomi, semuanya dinilai, dijual dan dibeli oleh manusia. Ayo,maju bersama Indonesia, pasti bisa.

 

                                     




 


Continue reading →
Wednesday 30 September 2020

Patah Hati

0 comments

RIANA POV:


 Pernah sekali aku merasakan patah hati.

Patah sepatah-patahnya tapi tak pernah dalam hatiku untuk berucap kata maaf. Justru aku bersyukur aku lepas dari semua itu.

Lalu ia datang. 

Memberikan tangan untuk dirangkul.

Aku memandangnya sejenak, memastikan apakah ia tulus sebab dari pandangan matanya, ia benar-benar berharap akan sebuah keajaiban.

"Kau adalah keajaibanku," katanya.

Sempat aku terdiam, memandang beberapa orang yang terlihat tersenyum akan situasi itu. Tapi, awkward bagiku. Aku mencoba untuk bersikap biasa saja, dan menolak tawarannya.

Lalu dia berhenti? Tidak.

Dia kembali mendekatiku, mencoba meraih lagi tangan itu. Tapi aku lagi-lagi memasukkannya ke dalam saku tanpa peduli bagaimana perasaannya kala itu. 

Namun lagi dan lagi ia tidak berhenti. 

Ia menjaga jarak, tapi aku yang selalu membutuhkannya membuatnya nyaman lagi terhadapku. Pernahkah kamu di situasi itu? Aku pernah.

Pernahkah kau dekat dengan seseorang seperti pacaran lalu saling diam seakan putus? Baiklah, itu yang sedang terjadi.

Tapi ternyata tidak baginya.

Ia tidak pernah menganggapku sebagai teman, ia justru memberitahu keluarga dan temannya bahwa aku adalah tambatan hatinya, artinya, bersama dia aku sudah berpacaran.

Sedikit kesal, lalu aku diamkan saja. Seperti ada suatu kebanggaan saat seseorang membanggakanmu di depan keluarganya. 

Lalu seketika semua buram. Hari berganti hari, tak adalagi kesenangan itu. Seperti membisu tanpa suasana yang pernah ada. Seperti dua teman yang tak pernah saling mencintai. Tidak ada pesan, tidak ada telepon, tidak adalagi saling mengganggu satu sama lain. Yang satu menata diri, yang satu lagi merasa risih. Akulah yang kedua.

Sedikit jahat, atau memang jahat tapi ia mengerti. Ia memilih menjauh jika aku benar-benar merasa aku risih di dekatnya. Pernah seperti itu? 

Aku yang brengsek sebenarnya, Ia berulang kali menengadahkan tangan agar aku meraihnya, tapi aku hanya menyakiti perasaannya. Lebih parah lagi, aku mempermainkannya. Bagaimana mungkin kala itu aku membiarkannya mengenalkanku pada keluarganya? Sungguh. Aku bodoh sekali.

Dan sekarang aku benar-benar merasa bingung. Sekali ia terus terang bahwa akan menyerah jika aku benar-benar tidak mau lagi atau ia akan tetap mencintaiku sampai suatu saat tiba, tapi bagiku saat itu semuanya palsu. Aku benar-benar merasa tidak punya hati karena banyaknya pikiran. Salah satunya, aku selalu terngiang bahwa ayahku sakit dan bukan saat yang tepat untuk merasakan kisah cinta.

Tapi ternyata aku salah, aku tidak bisa lepas darinya. Setidaknya untuk mencapai tujuanku pun, aku butuh dia. Ia yang selalu ada saat aku terpuruk, tapi entah kenapa aku dengan percaya dirinya mengiyakan kemauannya kala itu. Lalu, boom. Semuanya terasa berbeda sekarang.

Tak ada lagi tangan yang hendak ia raih, tak ada lagi wajah yang bisa ia lihat, karena semuanya telah tertutup rapat. Ia benar-benar membuat jarak. Aku bahkan tidak bisa berbicara seperti biasanya. Ia sudah menerimaku sebagai teman dengan lapang dada. Tapi hati sepertinya tidak bisa diajak kerjasama, dengan sangat egois memintanya kembali mempertimbangkan itu.

Ia menerima dengan lapang dada sembari mengucapkan bahwa semua sudah terlambat. Biar kuceritakan malam itu, sejak ia membantuku lagi, aku kembali nyaman. Sesaat dadaku terasa sesak, dan air mata terjatuh begitu saja. Aku tidak bisa lagi menahannya. Tidak tahu entah karena dia, atau karena benda kesayanganku yang tak bisa kembali. Walau bagaimana pun, aku sangat sedih. Sesedih itu sampai aku membaca chat lama di antara kami berdua.

Tapi benar katanya, semuanya sudah terlanjur. Ia benar-benar bercerita pada keluarganya bahwa kami putus. Aku tidak mengerti apa yang dipikirannya, sudah berulang kali bermasalah akan hal ini, tapi tidak pernah ia belajar dari itu semua. Baginya ini semua sudah berakhir. Dan bagiku, bercerita pada keluarga bahwa kami putus padahal sebenarnya tidak pernah pacaran adalah pemikiran orang sakit. 

Ia masih sayang padaku. Ia ingin berjuang untuk ke depannya. Tapi ketika ia bercerita bahwa aku yang memutuskannya apakah semua akan baik-baik saja? Bagaimana pandangan orang terdekatnya tentangku? Benar mungkin. Pikirannya belum dewasa. Dan aku sangat tidak menyangka ini semua akan terjadi. 

Dengan ini aku tidak mungkin melanggar prinsipku untuk kembali pada orang yang tidak ada hubungannya denganku. Sangat tidak mungkin. Ingin meraihnya saja aku tidak punya keberanian lagi. Pupus harapanku bersamanya untuk ke depan nanti. Mungkin baginya untuk mengatakan balikan semudah itu, tapi bagiku semuanya sudah beda. Akan selalu ada orang yang terkesan jahat di antara semuanya. 

Lalu itulah patah hatiku yang terpatah. Patah hati yang sudah tidak pernah kurasakan lagi selama bertahun-tahun, lebih sakit daripada ditolak oleh orang yang kita suka selama enam tahun. Dari sekian kemungkinan buruk, aku tidak pernah menyangka yang ini akan terjadi. 

Inilah sepenggal kisah malamku yang larut dibawa mimpi. 

Continue reading →
Sunday 13 September 2020

WHAT MAKES U HAPPY?

0 comments
Happy. Seperti apa bahagia itu bagimu? Apakah dengan tersenyum sumringah walau dalam keadaan tersulit sekali pun? Lalu apa yang dimaksud dengan bahagia sebenarnya?



Bagiku, bahagia dipicu oleh seseorang, kondisi, sederhananya yang menenangkan hati.


Diriku bukanlah seseorang yang kerap bahagia tanpa alasan. Aku senang, karena aku menyukai situasi itu. Seperti saat aku berulang kali meraih juara dari SD hingga aku SMA. Baiklah, meraih suatu prestasi adalah kesenangan favoritku. Apalagi ketika membuat orangtuaku bangga. 

Lalu, aku sangat senang menulis. Dari SD, aku sering menulis buku diaryku yang penuh dengan unsur cinta. Membayangkannya saja membuatku malu, seorang perempuan berumur sekitar sepuluh tahun sudah memikirkan soal cinta. Padahal kalau dipikir-pikir, dewasa ini sudah jarang sekali aku menulis tentang seseorang.

Baiklah, menyukai seseorang juga kesenanganku. Entahlah, aku hanya merasa bahwa di usia muda aku berhak menyukai siapa pun. Bahkan yang tidak pernah bisa kugapai sekali pun, dan inilah alasan aku juga lebih senang berteman dengan laki-laki dibanding perempuan sejak aku sekolah. 

Mereka terlihat lebih jujur, dan berpendapat sewajarnya tanpa harus "merendah untuk meroket." Kebiasaan teman perempuanku sewaktu SMP adalah, menanyakan apakah mereka gemuk. Padahal bagiku, badan mereka biasa saja. Entahlah, kesenanganku yang lain adalah memuji orang. Aku tidak tahu ini berdampak buruk atau tidak, tapi aku suka mengatakan,
"Kamu cantik kok."
"Enggak, kamu gak gemuk kok."
"Kamu gak kurus banget kok."
"Kamu pinter."
"Kamu jago loh."
"Kamu lucu."

Tapi tentunya aku akan sangat senang saat seseorang yang kusukai menyukaiku pula. Aku akan bahagia saat diajak keluar, jalan-jalan oleh orang yang kusayang. Termasuk kedua orangtuaku, saudara maupun teman-temanku. Kebahagiaanku akan bertambah saat mereka mengajakku makan gratis. Entahlah aku lebih suka makan daripada dibelikan sesuatu. Tapi jika dibelikan sesuatu seperti pakaian pun, aku akan menghargainya. 

Dan aku suka memuji usaha orang lain pula, seperti dalam bercanda. Walaupun jokesnya garing, tapi aku selalu tertawa dan menghargainya. Entahlah, aku senang saja melihat orang lain senang.

Kesenanganku yang lain adalah, memberikan solusi pada seseorang yang terjebak akan cinta. Baiklah, aku terlihat egois. Tapi entah kenapa aku sangat senang mendengar kisah cinta temanku sendiri, walaupun yang diminta solusi ini belum pernah berpacaran.

Terlepas dari kesenangan pribadiku, tentu aku juga senang jika seseorang yang kuidolakan entah itu dari instagram, twitter, dsb mau membalas komenku. Bagiku, seperti ada kesenangan tersendiri mengambil tangkapan layar dari orang yang kusenangi. Yap, mungkin menyimpan screenshot juga bagian kesenanganku.

Terlebih lagi, menyimpan suatu barang berharga yang sudah rusak sekali pun akan kusimpan. Temanku berulang kali menyuruhku membuang tapi aku tetap memilah yang kusuka. Dan, aku juga sangat senang menyimpan kertas struk, entah itu belanja, atau parkir. Lucu memang, tapi melakukannya karena aku senang.

Bahagiaku yang tidak pernah terlepas dari dulu adalah, menulis sesuatu yang berkaitan dengan hidupku tapi dengan nama samaran yang berbeda. Ya, aku menulis diary hidupku seperti cerpen dua halaman setiap harinya. Bebanku seperti terangkat ketika menulis itu semua. Setidaknya kesenanganku sebagian berasal dari perasaan dan yang lainnya berasal dari kebiasaan yang kulakukan sejak aku sekolah.

Tapi percayalah, apa pun yang membuatmu bahagia jangan sampai merugikan orang lain. Itu bukan suatu kesenangan saat kau harus mengorbankan perasaan seseorang hanya karena senyuman dan tawa indahmu. -SRH


Continue reading →
Saturday 12 September 2020

HOW'S YOUR PERSONALITY?

1 comments

Kau bisa mengubah sebagian dari apa yang kau benci, bahkan apa pun yang kau suka. Tapi kau tidak akan pernah bisa mengubah kepribadianmu. Sebab itu dibentuk sejak kau lahir hingga sekarang.


Setidaknya itulah alasan kenapa aku harus mengikuti Tantangan menulis 30 hari ini. Sebagai seorang yang mengidam-idamkan menjadi penulis, mungkin aku gagal. Beberapa kali aku mencoba fokus untuk tulisanku, tapi hasilnya selalu sama saja, gantung atau tidak pernah berakhir. Aku hanya menulis beberapa part sejak aku SD, SMP, bahkan aku SMA, setidaknya kepribadian yang tidak bisa diubah adalah tidak pernah bisa fokus akan sesuatu. Bahkan setiap kali aku fokus akan sesuatu, sesuatu itu jarang berakhir baik. 

Pernahkah kau merasa di titik terendah dalam hidupmu? Saat kau mengidamkan sesuatu hal tapi tidak pernah kau dapatkan bahkan setelah kau fokus untuk mengejarnya? Setidaknya itulah yang membuatku sadar bahwa aku telah salah dalam memilih kepribadianku sendiri. Aku juga bukan orang yang rajin, tidak tahu apa namanya tapi kadang-kadang, merapikan kamar sendiri pun sulit sekali, tapi aku tetap membantu ibuku dalam mengurus pekerjaan rumah. 

Pribadiku menjengkelkan, kerap kali aku menertawakan sesuatu bukan karena benar-benar lucu, tapi karena aku menghargainya. Aku juga bukan orang yang suka menghina orang lain atau mengejek seseorang hanya karena bentuk fisiknya, karena aku juga pernah merasakan hal yang sama. Aku pernah kurus, lalu gemuk, lalu sedang dan begitu seterusnya. Rasanya, cacian yang aku terima tidak sanggup untuk kulempar balik bahkan pada orang yang pernah mencaciku.

Aku tidak suka diusik. Sebenarnya, aku ini pendendam. Siapa pun yang pernah berurusan denganku dalam hal yang tidak baik, aku akan menunjukkan ekspresi tidak baikku pula di depan orangnya. Sangat tidak profesional dalam mengendalikan emosi. Tapi itulah aku, temperamen akan sesuatu yang memancing emosi, bahkan aku bisa memukul seseorang, tidak peduli itu laki-laki atau perempuan hanya karena mereka membuatku marah. Dan aku tidak peduli pula jika itu dilayangkan kembali padaku, karena aku tidak takut sentuhan fisik, tapi aku sensitif terhadap orang yang menyinggung perasaanku. Hatiku ini, lemah sekali sebenarnya. 

Sehari-hari aku melakukan pekerjaanku seperti, belajar untuk mencapai impianku, dan salah satu kepribadian yang kusuka adalah, aku sangat sopan terhadap orang yang lebih tua. Percaya tidak percaya, tapi aku memang termasuk anak yang berbakti. Rajin mengaji walaupun tidak hafidz seperti idola masing-masing orang. Tapi ada satu kepribadian yang membuatku dibenci orang-orang adalah, ramah. Keramahan yang kubuat sering kali membuat orang salah paham dan malah menyukaiku. Bukan karena aku merasa cantik atau merasa disukai, tapi itulah kenyataanya. Sering kali aku kehilangan sahabat karena dia merasa bahwa aku mengkhianatinya Namun, sekali lagi, aku bisa mendapatkan teman sebanyak yang kumau. 

Namun salah satu kepribadian yang paling kusenangi adalah diam. Melihat sekitar, menjadi pemicuku dalam menulis dalam diam. Bahkan kebiasaan yang setiap saat kulakukan adalah, mencintai dalam diam. Dan menulis kisah sedihku pula dalam diam melalui laptop, handphone, bahkan buku diary favoritku. Pernah diriku merasa bahwa aku bisa memegang kendali, paham dengan hiruk pikuk dan kejamnya dunia, jadi setidaknya aku punya sugesti untukmu,

 "Seberapa sering kau mengubah kepribadianmu, itu tidak akan pernah berubah hanya karena seseorang menyuruhmu, itu berasal dari hati, dibentuk dari kebiasaanmu sejak dini, jadi jika seseorang menjauhimu karena kepribadianmu setidaknya membuka jalan bahwa mereka tidak bisa menerimamu apa adanya." 


#30DAYSWRITINGCHALLENGE

#DAY1DESCRIBEYOURPERSONALITY 

Twitter: ssseruni


Continue reading →
Friday 31 July 2020

Makna Cinta Idul Adha

0 comments
Hari ini aku kembali melihatnya, melihat seseorang bak kekasih yang tidak pernah kumiliki. Sudah lama aku ingin mengungkapkan perasaanku agar ia tahu peliknya mencintai dalam diam. Tapi sedikit pun rasanya berat hanya untuk melepas kata-kata singkat itu. Sesederhana itu, aku mencintainya. 

Walaupun terdengar gelisah, sebenarnya aku hanya tidak ingin main-main dengannya. Kala hari besar, hari biasa, maupun hari-hari yang terus berjalan, aku sempatkan untuk melihatnya. Baginya, aku ini bukan apa-apa, karena yang mendekatinya juga bukan aku saja. 

"Sarah, tolong gantiin kami nimbang bentar ya, mau makan." Kira-kira dialog itulah yang aku dengar dari kejauhan sembari melihatnya bekerja dengan giat di kala kami akan melaksanakan sholat jumat. Entah dia menyadari aku memandanginya, tapi dia hanya fokus pada pekerjaannya. 

"Lima kilogram." Kira-kira itulah yang aku dengar untuk kesekian kalinya. Daging-daging itu ditimbang sebanyak lima kilo sebelum dibagikan kepada pemilik kupon. Aku menerka-nerka, apakah ia lelah atau baginya karena ini baru pertama kali dan rasanya sangat melegakan?

Kudengar dia dan temannya yang perempuan sangat senang ketika turun ke lapangan. Setelah sebelumnya hanya menikmati, akhirnya mereka bisa membantu pembagiannya langsung. Walaupun akhirnya mereka lelah dan digantikan oleh laki-laki ketika mereka sudah selesai sholat jumat. Dia memakai baju kuning, menyandang tas dan berfoto di depan bingkisan daging. Setidaknya, itulah terakhir kali pada hari itu aku melihatnya.

Lalu terbesit di pikiranku untuk mengungkapkan ini, ketika aku melihatnya, aku mengingat keteguhan Hajar yang baru terngiang ketika ustad sedang khatib. Kala itu ia menjelaskan banyak hal mengenai Idul Adha, Ismail, Hajar, dan Ibrahim. Bagaimana taatnya Ismail kepada Allah, dan sabarnya Hajar ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa ia sementara harus berpisah pada suaminya. Andai kau Hajar apa yang akan kau lakukan?

Menggendong seorang bayi kemudian memberinya kebutuhan saat masih bayi agar bertahan hidup walaupun harus berpisah dengan suami. Ibuku adalah yang pertama dalam segala hal untuk melindungiku, tapi apa yang terjadi antara aku dan Ismail, adalah dua zaman yang berbeda. Jadi, ketika aku melihat seorang simpatisan yang bekerja untuk membagi kurban kepada orang-orang yang berhak, rasanya makna Idul Adha pastinya akn tersampaikan. 

Lalu andai aku adalah Ismail, aku tidak akan pernah tahu bagaimana merelakan kepalaku untuk dipenggal hanya berdasar mimpi ayahku. Sungguh, di zaman sekarang ini tidak pernah aku dengar ada orang yang merelakan anaknya untuk dipenggal. Bahkan masuk penjara saja, langsung menebus uang milyaran hanya untuk membebaskannya sekalipun ia salah. Tapi Ismail, ia hanya seorang anak yang patuh kepada ayahnya dan percaya kepada Allah. Di mana kita bisa menemukan seseorang seperti itu? Karena kepercayannya pulalah, Idul Adha ini diadakan setiap tahun untuk mengenang peristiwa penting itu. 

Idul Adha yang pada akhirnya merasakan hewan daging qurban yang dibaca "Allahu Akbar" sebanyak tiga kali sebelum memotongnya, sebelumnya diawali dengan Shalat berjamaah yang disunnahkan agar tidak beranjak sampai Khatib turun dari mimbarnya. Bahkan sesudah itu, seluruh jamaah juga diperkenankan sarapan terlebih dahulu. Bagiku itulah makna Idul Adha sebenarnya, kita dapat memahami pentingnya saling berbagi, menyayangi Nabi dan Rasul terdahulu, mengambil hikmah di balik kisahnya, dan meneladaninya. Tidak henti-hentinya mendoakan keluarga kita pula agar tetap menjalin silaturahmi kepada saudara, maupun tetangga. Karena kita tidak bisa hidup sendiri, semuanya ada porsinya masing-masing. Layaknya pekerja kurban, ada yang memotong, ada yang menahan, ada yang menimbang, ada yang mengikat, ada yang menakar, dsb. 

"Ridho, ini dagingnya." Aku kembali ke tempat seharusnya. Menerima plastik berisikan daging itu untuk dibawa pulang. Senyuman yang sangat ikhlas itu datang dari dirinya yang aku kagumi. Kekaguman yang selalu ada batasnya dibandingkan dengan Nabi dan Rasul yang bisa kuteladani kisahnya. Kuputuskan akan memendam perasaan ini sampai aku benar-benar pantas untuk meminangnya.
Continue reading →
Monday 20 July 2020

#DAY 4 KERJA PRAKTER

0 comments
Hari ini adalah hari keempat kerja praktek di PLN UP 3 Sibolga. Banyak sekali pegawai dan pekerja yang berseragam biru dan putih serta helm yang menempel di kepalanya. Helm itu, adalah helm yang selalu aku lihat ketika seniorku melalui kerja praktek. Kadang aku berangan-angan bisa memiliki helm itu dan seragam yang digunakan untuk upacara. 

Upacara atau biasa disebut apple pagi, dilaksanakan setiap hari Senin, tapi diutamakan bagian teknik pelayanan UP Sibolga. Tapi karena kami termasuk bagian jaringan, maka disuruh untuk bergabung di upacara yang dilaksanakan di Simare-mare itu. Simare-mare adalah lapangan besar di Sibolga Kota, biasanya digunakan orang-orang untuk berolahraga, dan juga upacara. Namun kali itu aku dikejutkan oleh satu hal, tidak biasanya Walikota menghadiri upacara apalagi masa pandemic. 

Sudah lama tidak melihatnya, bahkan kami yang biasanya diundang untuk openhouse ketika idul fitri pun tidak sempat lagi merasakannya dikarenakan COVID. Dan seperti biasanya pula, badan walikota itu masih sama, perawakan, cara dia bicara, bahkan upacara itu juga diawali Edi Polo, selaku wakilnya. Dan Syarfi Hutauruk adalah walikotanya. 

Salah satu manajer bagian bernama Pak Irvan juga sangat baik memperlakukan kami di sini, dia ingin membantu tapi juga ingin kami berkomunikasi dengan pegawai yang lain. Pak Irvan juga yang membawa kami menuju Simare-mare menggunakan mobilnya. Bahkan di Simare-mare pun banyak yang ramah dan menanyakan kami berasal dari mana. 

Bahkan ada yang menanyakan apakah kami ingin bekerja berdasarkan etap dan langsung diaplikasikan seolah-olah kami sudah bisa, tapi sebenarnya kami masih belajar. Bahkan di upacara tadi pun kami dipersilahkan untuk ikut foto bersama, padahal sebenarnya kami cuma mahasiswa kerja praktek yang suatu saat berharap bisa bekerja langsung di sana.

Setelah makan donat dan risol dalam kota yang diberikan, kami pun dipersilahkan pulang. Tapi kami tidak melihat Pak Irvan, dan memutuskan untuk duduk sebentar. Selang beberapa menit, kami menyadari bahwa tentunya Pak Irvan selaku orang penting masih bersama Walikota karena ada yang ingin dibacarakan. Jadinya kami berusaha untuk menunggu. 

Sampai terdengar suara dari kejauhan persis di mobil PLN itu. "Hey, tunggu, orang adek itu belum naik." Terdengar suara bang Fahri yang membuat kami sontak berlari dan mengejar mobil itu. Mobil yang ketiga tempat duduknya adalah kami bertiga, dan laki-laki semuanya di belakang. Supir mobil itu kadang kala bercanda dengan memutar mobilnya dan akhirnya sampai di PLN UP3.

Pekerjaan orang-orang jaringan di sini tidak sepenuhnya di depan komputer, kadang kala mereka bernyanyi, bermain gitar, memasak, dan memberitahu kami apa yang kami ingin pelajari. Tidak sedikit yang mengerti tentang listrik, ada bagian transaksi energi listik, ada bagian operasi, ada juga bagian pemeliharaan yang biasanya jadi judul kerja praktek senior.

Ini adalah hari keempat sejak kami perkenalan di hari pertama, lalu duduk-duduk di hari kedua, serta senam di hari ketiga. Waktu itu sebenarnya mereka diperbolehkan ke lapangan dan ingin melihat bentukan trafo serta mengukur tegangan, sayangnya aku tidak bisa ikut, karena tepat hari pertama KP, nenekku satu satunya meninggal dunia di umur sembilan puluh tujuh tahun. Sebenarnya itu sudah waktu yang lama, jadi aku sudah pasrah saja apalagi juga menderita sakit. 

Tapi aku sangat sedih, karena nenekku orangnya periang, dan sangat sayang pada cucunya. Aku merasa kehilangan sampai tidak bisa menahan tangisan di hari kepulangan. Ingin bersikap profesional, tapi justru memberatkanku jika aku bersikap baik-baik saja. Jadi selama tiga hari itu, aku masih dirundung duka begitu juga dengan keluargaku, jadi di hari ketiga tepat hari Jumat dilakukan doa bersama di rumah duka. 

Lalu kemarin, tepat di hari Minggu, kami beramai-ramai menuju sungan Rindu Alam, untuk membersihkan pakaian, kain, peninggalan nenekku. Sungai yang jernih, dangkal namun sangat panas. Jadi oncu dan bibiku tidak turun, hanya kami berempat yang turun, aku, kak Butet, adikku, dan juga Kak Lolon. Sepanjang kami menyuci, semuanya terasa have fun, terasa mudah sampai banyak komenan yang membuat aku kesal.

Kami sudah mengerjakan dengan susah payah sampai punggungku mati rasa dan ada saja yang masih sanggup berkata, "Kainnya kurang bersih," atau "Asal aja mencucinya." 

Jadi suasana hati kami pada saat itu tidak mengenakkan, apalagi adikku yang sudah sangat lelah mencuci pakaian itu, aku mungkin hanya membilas dan menjemurnya. Tapi seperti dugaanku,  hari ini badanku sakit semua, pinggangku sakit, tanganku juga sakit, kebas, dan kulitku rasanya menghitam. Teringat lagi ejekan bahwa aku tidak bisa mencuci, seolah-olah dia melakukan hal itu, apabila merasa pekerjaanku tidak memuaskan, apa salahnya mengambil alih. Jangan langsung judge sana sini.

Aku tidak pernah takut untuk bersuara, tapi lebih baik aku diam menunjukkan amarahku daripada aku melawan. Rasanya aku tidak ingin lagi melakukan suatu hal bersama mereka, tapi aku melakukan itu karena nenekku, kepergian nenekku yang masih menyisakan sampai hari ini. Sudah seminggu bahkan kepergian beliau, keluarga kami dari Singkil, Medan, bahkan teman-teman ayah datang mengucapkan belasungkawa. 

Terlebih lagi upah-upah yang diadakan Pemuda Pancasila selaku ayahku mantan ketuanya, mereka sekalian menjenguk ayah yang sakit dan tidak bisa bergerak seolah kehilangan tenaga seperti berat badannya. Rasanya aku seperti punya beban besar, aku mengingat umur ayahku yang menginjak 53 tahun, dan mungkin bertahan tak lama lagi karena kondisinya, kadang-kadang aku menyesal kenapa aku harus mengambil subjuran energi jika tahu kondisinya seperti ini. Lebih baik aku mengambil jurusan Telkom dan tamatnya juga lebih mudah dan tidak perlu hitung-hitungan yang menyiksa otakku selama ini apalagi dosennku juga Pak Pane, salah satu dosen Killer di elektro.

Aku hanya bisa berdoa, ada jalan agar aku cepat wisuda, dan melamar kerja, untuk bekerja menghasilkan uang sehingga ayahku tidak perlu memberiku lagi uang jajan. Dan semoga kerja praktek ini berjalan lancar sehingga laporanku juga diterima dengan sepantasnya bersama teman-temanku yang lain. 
Continue reading →
Saturday 11 July 2020

My Favorite Writer

0 comments

Halo. Selamat sore semuanya, di topik yang kali ini aku akan menceritakan tentang penulis buku dan buku favorit aku.

Bahasan kali ini aku memang tidak formal karena ini lebih menceritakan tentang kesukaan aku. tentu saja berkali-kali aku sudah mengatakan bahwa penulis buku favorit aku adalah ilana Tan.

Seorang penulis yang misterius tapi sudah kukagumi sejak SMP. Teman-temanku menyukai novel dan hobi membacanya dan aku pun meminjam novel mereka.

Aku ingin sekali rasanya ketika meminjam harus bertanggung jawab. Pada saat itu tu aku pernah membuat novel temanku basah dan dia sangat marah, tapi aku berusaha untuk mengganti dan mengeringkannya. Walaupun pada akhirnya aku termasuk orang yang tidak dia percayai.

Kita lewati bagian SMP, aku sangat menyukai ilana Tan sejak aku membaca tetralogi 4 musimnya dari mulai autumn in Paris. Autumn in Paris ini menceritakan tentang seorang yang berada di musim gugur. Aku pernah membuat resensi tentang novel ini dan aku juga pernah membuat resensi tentang novel winter in Tokyo.

Setidaknya buku favorit yang aku baca kala itu adalah autumn in Paris tapi sayangnya buku ini tidak happy ending dan aku tersedu-sedu membacanya dan yang kedua adalah winter in Tokyo.

Winter in Tokyo adalah tetralogi 4 musim dari ilana Tan yang berkaitan dengan autumn in Paris. Winter in Tokyo ini bercerita tentang seseorang wanita yang menyukai pria kemudian pria itu mengalami benturan dan lupa ingatan serta tidak ingat dengan perempuan itu.

Novel ini sebenarnya happy ending tapi tentu saja bukan ilana Tan namanya jika tidak menguak emosi para pembaca di awal cerita apalagi ketika laki-laki itu hilang ingatan rasanya ada yang menancap hati.

Berawal dari pertemuan tidak disengaja dan akhirnya jatuh cinta. Tapi seolah takdir berkata lain, ingatan sementara itu dihapuskan hanya beberapa bulan terakhir, dimana perempuan itu belum ada dalam hidupnya.

Dulu sekali sewaktu SMP aku pernah bermimpi ingin bertemu dengan ilana Tan, penulis buku favorit aku. Oleh karena itu aku mencari di sosial media dan foto-fotonya tapi tidak ditemukan sebenarnya bagaimana wujudnya.

Ilana Tan memang sangat misterius tapi aku tetap suka dengan tulisannya. Buat kalian yang tidak tahu siapa ilana Tan atau belum pernah membaca novelnya mungkin kalian tahu filmnya: winter in Tokyo sudah diangkat ke layar kaca yang diperankan oleh Pamela Bowie dan Dion wiyoko selain tetralogi empat musim, ada film "Sunshine becomes you" yang menjadi pelengkap diantara keempat buku itu juga sudah diangkat ke layar kaca dan diperankan oleh Nabila JKT48 dan herjunot ali.

Film-filmnya bagus tapi banyak penonton yang menyayangkan banyak adegan-adegan yang kurang ekspektasi dan lebih nyaman jika di baca saja di dalam novel. Ilana Tan, such a good writer. All the way, novel maupun filmnua tentunya sama sama bagus. Sebagai pembaca, aku sangat berharap kalian juga membaca novel romansa yang penuh cinta tersebut.



Continue reading →
Friday 3 July 2020

SEBUAH MOMEN DAN RENUNGAN

0 comments
Pengalaman pertama istri melahirkan pasti banyak dirasakan oleh para suami. Bagi saya sendiri yang belum berumah tangga, tapi saya yakin bahwa ayah saya pernah merasakan saat-saat mengharukan ketika ibu melahirkan saya.

Banyak sekali mitos tentang ibu hamil juga yang bisa membuat ayah kita kadang kala bingung, banyak maunya, banyak pula pantangannya. Namun itulah pengalaman yang membuat ayah makin menyayangi ibu. Momen berkesan kehamilan dan persalinan tentunya sudah dirasakan oleh ibu saya. 

Kerap ibunda mengatakan bahwa saat itu ia sangat berjuang untuk membesarkan saya dalam perutnya selama sembilan bulan. Bukan waktu yang sebentar, jadi kalau mau melawan kepada ibu rasanya sangat kejam sekali. Ibunda melahirkan kita tanpa pernah memikirkan hidup dan mati, hanya rasa sakit yang dirasakan namun patut untuk diperjuangkan. 

Sesempurna itu perjuangan ibu sampai semuanya harus terasa hati-hati. Bahkan ibu saya juga mengakui bahwa mitos tentang ibu hamil itu benar-benar ada. Salah satunya adalah,  berbaring tengkurap membahayakan janin. Walaupun dilansir dari beberapa media elektronik bahwa janin sangat terlindungi dan tersembunyi jauh di dalam rahim yang berotot. Artinya seorang perempuan hamil dapat berbaring dan tidur di perutnya selama itu membuatnya nyaman.

Namun ibu saya mengakui bahwa ia pernah menjaga agar tidak melakukan itu. Orang jaman dulu memang sering kali percaya akan mitos. Dan beranggapan bahwa mitos itu adalah fakta. Padahal keduanya berbeda. Namun ada mitos tentang ibu hamil yang juga salah. Sepeti tidak apa jika minum alkohol sesekali, padahal ketika seorang perempuan hamil minum segelas anggur atau bir, kandungan alkoholnya akan tersalurkan ke bayi. Alkohol dapat lewat dengan bebas melalui plasenta.

Oleh karena itu pula, ibu bahkan menganggap bahwa alkohol itu tidak akan pernah baik. Ibu menghindari minuman keras, atau stress agar bayi dalam kandungan selalu nyaman. Semua hal dilakukan agar kita tetap bisa hidup dan lahir ke dunia.

Bagi saya yang bukan seorang ibu, tapi tahu betul perjuangannya. Bahkan seorang perempuan dilatih untuk menjadi seorang ibu, oleh karena itu tetap baiklah kepada orangtua, entah itu ayah atau bunda, Karena ketika ibunda melahirkan, ayahlah yang selalu berada di sampingnya. Memberikan semangat, memegang tangannya, berbagi kesedihan dan tangisan kala momen kelahiran itu akhirnya tiba.

Ibunda memang membesarkan, mengandung, tak ada yang sepadan dengan perjuangan itu sekali pun dibayar dengan uang, tapi jangan lupakan ayah, karena ia yang selalu memberi nafkah, menyenangkan ibu ketika ia hendak meminta sesuatu (mengidam), ayah pula yang akan mengazankan pertama kali ketika kita sampai ke dunia. 

Momen berkesan kelahiran adalah ketika akhirnya lega bayi yang dikandung selama ini bisa disentuh, menangis seperti bayi pada umumnya. Benar-benar usaha yang terbayar. Semuanya sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa, kehidupan di dunia sudah ditakdirkan, jadi apapun yang terjadi, semuanya adalah yang terbaik. Insha Allah, keluarga kami utuh, tidak ada yang cacat ketika lahir. Pasti ayah dan bunda sangat bersyukur ketika keempat anaknya lahir dan dibesarkan dengan penuh cinta. :)
Continue reading →
Thursday 25 June 2020

WAKTU DAN KESEMPATAN

0 comments



Selama pandemic COVID 19, banyak mahasiswa, pelajar yang disarankan untuk kuliah online. Bahkan sistem pembelajaran online itu sudah merebak hampir seluruh Indonesia. Kenapa hampir? Karena masih banyak saya lihat siswa SMA yang masih masuk sekolah dan bertatap muka di kota saya. 

Walaupun begitu, saya sendiri juga mahasiswa yang mengikuti kuliah online, adik saya yang masih SMP juga begitu. Tapi jujur saja, sistem online memiliki pembelajaran yang lebih susah. Kenapa? Kita harus mengirimkan ujian, ataupun tugas melalui email dengan tenggat waktu yang sangat tipis, jadi kita terburu-buru mengerjakan bersamaan dengan waktu scannya.

Kebijakan pendidikan selama pandemic sebenarnya menurut saya tidak merugikan, justru bagus apalagi social distancing untuk menghindari tular menular penyakit. Bahkan menurut kampus saya, ada kemungkinan semester tujuh akan tetap berlangsung kuliah online.

Alih-alih kuliah online, sebenarnya itu adalah cara yang bagus untuk belajar dari rumah. Sama halnya dengan hobi kita yang misal suka menulis, maka menulislah dari rumah. Berkaryalah dari rumah. Tidak ada yang tidak bisa dikerjakan jika kita mau berusaha. Oleh sebab itulah belajar dari rumah itu sangat penting.

Saya sendiri melakukan pembelajaran dengan cara menggunakan laptop, melihat bahan yang sudah diberikan oleh dosen, lalu mengerjakan presentasi, mengerjakan tugas dengan tenggat waktu yang diberikan. Semuanya dilakukan dengan sangat maksimal agar IP selama kuliah online ini tetap bagus.

Jadi menurut saya, tidak ada yang salah dengan kebijakan pendidikan selama pandemic ini, yang terpenting tidak membuat kita malas apalagi waktu belajar digunakan untuk bermain game, berleha-leha dengan social media. Semoga kita semua diberikan waktu dan kesempatan untuk berkarya dan belajar lebih banyak lagi. 
Continue reading →
Sunday 21 June 2020

MY LOVELY BOY

0 comments

Hari ini sangat panas, aku bahkan tidak tau bahwa aku berada di Sibolga. Mungkin aku orang terbodoh yang tidak menyadari kehidupanku sebenarnya. Hahaha, aneh ya aku. Namaku Laura Era Nauli Situmorang . Aku memang orang batak dan ofcourse, logatku juga begitu walau terkadang aku lebih banyak berbahasa Indonesia.

“Woy!, ngelamun aja lo!” sebuah tepukan di bahuku sukses membuatku kaget dan menoleh pada sekumpulan teman-teman menyebalkan ku.

“Ngelamunin sapa si lo? Pacar? Ciyeee yang lagi jatuh cinta” kali ini cindy yang menggodaku. Astaga, aku lupa bahwa aku sedang di sekolah, tepatnya diruangan X MIA 3, ruangan yang tiada hari tanpa ribut dan konyol, terkadang aku malas berada disini. Ini sudah 2 minggu lamanya sejak MOS berlangsung. Dan aku masih belum hafal nama teman-teman sebayaku disini. Huh…

“Apaan sih, pacar aja gapunya” kataku sebal, aku tau mereka menyindirku, Ruth , Cindy dan Yora selalu menyindirku yang tidak punya pacar , padahal pacar kan gapenting juga.

Hening seketika, aku tau apa penyebab keheningan ini , Itu karna….. “Woy, guru datang” dan semuanya pun diam dan duduk ditempat masing-masing. Jhon yang menjabat menjadi ketua kelas akhirnya menyuruh kami berdiri dan memberi salam kepada Ibu Zulfayeni, guru yang masuk sekarang.
“Karna buku belum dibagikan , jadi kita membahas soal yang saya berikan” Itulah kata terakhir ibu zulfa sampai bel berbunyi.

KRING KRING!! , bel SMA negeri 1 itu berbunyi , semua murid berhamburan keluar , tak terkecuali aku, aku bahkan ingin tidur pada les terakhir yang dibawakan oleh Ibu Sitorus, guru kimia yang ergghh menyebalkan dan killer abis .

Baru beberapa menit aku melangkahkan kaki, sebuah tangan menarik tas ku sehingga mau tidak mau aku harus berhenti. Aku berbalik dan melihat seorang cowok yang kurasa sekelasku.

“Maaf aku mengganggumu , tapi , aku menemukan ini jatuh dari tasmu” katanya sambil memberikan sebuah pulpen yang sangat familiar dimataku , dan kurasa itu memang pulpenku. Aku menerimanya sambil tersenyum dan berterima kasih padanya. Dia hanya mengangguk sambil pergi meninggalkanku yang masih terpaku. Gerakannya seperti kilat , memandang mataku dengan lekat. Siapa dia? Aku tau caranya… Aku buru-buru masuk kedalam kelas, dan melihat denah kelas yang terpampang rapi dimejaa guru. Dan kulihat namanya.. Rafael Simarmata….
Continue reading →

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)