Sunday 15 September 2019

Resensi Novel Autumn In Paris

20 comments

Resensi Novel Autumn in Paris Karya Ilana Tan
Judul buku        : Autumn in Paris
Penulis               : Ilana Tan
Penerbit            : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I            : Juli 2007
Tebal                    : 272 halaman
Harga                   : Rp 47.000
Ukuran                 : 13,5 x 20 cm

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3w-5wkIhyphenhyphen-dQV9nrudyW0cx0j262tzUWLfoqEi7HBTvOkPw4Gy7vIj9FIcUFkEaDju42zmMFfAj6rSN-Y4s0V_D2exSJyFqimr3ZpBOpqvzIgkOHRowBtf4YyHIQkx_HSbWuyEWVz3FY/s320/tumblr_inline_not8k4v8Ja1t06g43_500.jpg
     Sebuahnovel yang berjudul “Autumn in Paris” adalah novel yang ditulis oleh IlanaTan. Ilana Tan menulis serta membuat novel ini dengan langsung mengunjungi tempat-tempat yang ditulisnya, seperti Paris dan tempat-tempat romantis lainnya dalam novel ini. Novel ini  diangkat dengan tema sepasang kekasih yang saling mencintai tapi pada akhirnya mendapat kenyataan pahit di sepertiga halaman terakhir. Novel ini benar-benar membuat siapa pun yang membacanya pasti terhanyut ke dalam kisah cinta yang sangat romantis sekaligus sad ending.  
Sinopsis Novel   
     Novel ini dimulai dengan mengisahkan seorang gadis bernama Tara Dupont. Tara, seorang gadis penyiar radio di salah satu stasiun radio paling populer di Paris. Pada awal perceraian orangtuanya dua belas tahun lalu, Tara tinggal bersama ibunya di Jakarta. Empat tahun kemudian, ketika berumur enam belas, ia memutuskan pindah ke Paris dan tinggal bersama ayahnya. Sejak saat itu, Paris menjadi hidupnya.    
     Sebastien Giraudeau, laki-laki berkebangsaan Perancis, berambut pirang, memiliki mata biru, dan berkulit putih yang merupakan teman Tara tertarik dengan Tara dan mengajak Tara makan malam di sebuah bistro kecil yang menjadi kesukaan Tara karana menyajikan masakan Indonesia, khususnya sate kambing kesukaannya. Bistro itu terletak di sebuah jalan kecil yang agak sepi dan lumayan jauh dari pusat kota. Di sinilah pertemuan awal antara Tara Dupont dengan Tatsuya Fujisawa.
    Tatsuya Fujisawa, laki-laki dari Tokyo. Awalnya Tatsuya pergi ke Paris karena permintaan mendiang ibunya. Lalu tujuan awal Tatsuya ke Paris gagal karena Tara. Gadis yang cerewet itu dapat membuatnya jatuh cinta, cinta pada pandangan pertama. Awal pertemuan di sebuah kafe di bandara. Pertemuan kedua di sebuah kelab, dengan kondisi Tara yang sedang mabuk. Pertemuan ketiga saat bertemu di bistro kecil itu.
    Hubungan yang mereka terjalin semakin dekat. Tara dan Tatsuya mulai saling mencintai. Hingga akhirnya mereka harus tahu kenyataan sebenarnya. Jean-Daniel Dupont adalah ayah kandung Tatsuya, dan ayah dari Tara Dupont. Tatsuya memilih untuk kembali ke Tokyo dengan perasaan dan pikiran yang campur aduk. Sedangkan Tara ingin mengakhiri hidupnya dengan menceburkan dirinya ke sungai yang airnya sangat dingin. Tidak lama berselang setelah Tatsuya kembali ke Tokyo, ada berita duka dari Tokyo. Bahwa Tatsuya mengalami kecelakaan. Entah apa yang harus Tara lakukan saat itu. Akhirnya Tara dan ayahnya langsung terbang ke Tokyo hari itu juga. Saat tiba di salah satu rumah sakit di Tokyo, Tara dan ayahnya melihat Tatsuya masih terbaring diatas tempat tidurnya. Tak lama setelah Tara melihat Tatsuya dengan keadaan koma atau kritis, Tatsuya pun menghembuskan napasnya yang terakhir.
     Tara Dupont menyukai Paris dan musim gugur. Ia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup, sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa yang susah ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal.
     Tatsuya Fujisawa benci Paris dan musim gugur. Ia datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun ia tidak menduga akan terpesona pada Tara Dupont, gadis yang cerewet tapi bisa menenangkan jiwa dan pikirannya, juga mengubah dunianya.
     Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus as, arti tak berdaya,     Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup.  
    Seandainya masih ada harapan —sekecil apa pun— untuk mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnyapada harapan itu.
Biografi Pengarang   
    Ilana Tan adalah seorang novelis Indonesia yang dikenal karena menulis novel empat musim yang masing-masing novelnya disajikan dengan cerita yang latarnya berbeda-beda. Novel Ilana Tan memiliki keunikan, yaitu tokoh-tokoh dari novel yang satu dengan novel yang lainnya saling berkaitan. Selain itu, di setiap epilognya selalu dikejutkan dengan fakta-fakta dibalik cerita tersebut. Novel pertamanya berjudul Summer in Seoul (2006), novel keduanya berjudul Autumn in Paris(2007), novel ketiganya berjudul Winter in Tokyo (2008) dan novel keempatnya berjudul Spring in London (2010). Masing-masing novel diceritakan di kota-kota besar di dunia, yaitu Seoul (Korea Selatan), Paris (Perancis),Tokyo (Jepang), dan London (Inggris). Dan masing-masing novel diceritakan di musim yang berbeda; Summer (musim panas), Autumn (musim gugur), Winter (musim dingin), dan Spring (musim semi). 
    Autumn in Paris merupakan novel karya penulis Indonesia, Ilana Tan, yang terbit pada tahun 2007. Novel ini merupakan novel kedua dari Tetralogi Empat Musim, yang diikuti oleh Winter in Tokyo (2008). Ilana Tan juga dikenal sebagai penulis yang tidak ingin dikenali wajahnya.
Kelebihan 
     Ilana Tan adalah sosok pengarang novel yang menceritakan semua seluk beluk tokoh yang ia lukiskan dengan sangat detail. Dari mulai gerak-gerik tokohnya, sampai wajah tokoh-tokoh dalam novel ini, juga digambarkan Ilana Tan sedetail mungkin, sampai pembaca novel itu bisa membayangkan isi novel itu dalam pikiran.     
     Selain itu, Ilana Tan pandai membuat kita terhanyut dalam cerita yang ia tulis. Dari mulai novel yang sebelumnya ia tulis sampai novel keempat yang berhubungan satu sama lain. Atau biasa disebut empat musim, di mana sebelumnya Ilana Tan menulis Summer in Seoul, lalu Autumn in Paris, Winter in Tokyo, dan Spring in London. Dan dari empat novel itu, Autumn in Paris adalah kisah cinta yang paling menghanyutkan dan membuat pembaca benar-benar menangis di endingnya.     
    Dialog antartokoh yang ia buat begitu rinci sehingga mudah dipahami, dari gaya berbicara tokoh, bahasa yang tokoh gunakan, tempat-tempat yang dikunjungi tokoh, semua rasanya sudah dipertimbangkan dari awal hingga cerita itu benar-benar logis walaupun menyedihkan.    
     Ilana Tan juga pandai dalam membuat suprise di ending ceritanya. Dari mulai prolog yang membuat penasaran, sampai epilog yang membuat kita terkejut karena peristiwa yang terjadi. Epilog yang selalu Ilana Tan tulis adalah bentuk plot twist yang membuat pembaca benar-benar tidak menyangka itu terjadi.    
    Dari sekian pengarang novel, Ilana Tan adalah pengarang yang menggunakan bahasa baku sehingga mudah dipahami, dibalut dengan bahasa asing sekaligus terjemahannya dan membuat pembaca memahami bahasa-bahasa asing yang tidak pernah didengar menjadi lebih tahu dari novel ini. Dibanding novel zaman sekarang yang menggunakan bahasa gaul dan terkadang sulit dipahami.     
    Selain itu, romantis yang ditawarkan di novel ini benar-benar realita dan membuat pembaca pasti merasakan setiap hal yang dialami para tokoh. Romantis tanpa adegan vulgar dan kaku tapi terasa chemistry yang dibangun antar tokoh oleh Ilana Tan.    
    Penggunaan diksi dan majas oleh Ilana Tan sangat kuat, Ilana Tan pandai menyesuaikan diksi dan majas yang tepat, sehingga jikalau dikaji unsur ekstrinsik dan intrinsiknya, sangat banyak yang didapatkan.
Kekurangan
     Berbicara kekurangan, bahkan beberapa pembaca bingung karena novel Ilana Tan sangat sulit dicari kesalahannya.Tapi, alur yang ditawarkan Ilana Tan seringkali terkesan seperti sinetron televisi yang ujung-ujungnya meninggal atau setidaknya bunuh diri. Walaupun endingnya sulit ditebak, dikarenakan ada fakta-fakta yang diungkap Ilana Tan dipenghujung ending, jadi kita tidak akan pernah tahu endingnya jika hanya menebak, tapi bacalah sampai habis.    
    Untuk beberapa pembaca, novel Ilana Tan terlalu tebal sehingga membuat orang malas membacanya, padahal, semua tetralogi yang dikembangkan Ilana Tan sangat mencerminkan kehidupan keluarga, manusia, dan cinta, dan bahasa yang digunakan bercampur aduk, sehingga banyak orang hanya terpaku pada bahasa Indonesianya   
    Karena banyaknya budaya kebarat-baratan yang dituangkan Ilana Tan dalam novel ini, banyak juga yang tidak patut ditiru seperti ke kelab malam dan lainnya.     
    Intinya, novel ini hanya punya kekurangan jika tidak dibaca dan tidak dipahami, apalagi alur yang digunakan Ilana Tan memang sulit dimengerti dan terkesan memainkan imajinasi dan mengulang peristiwa yang sebelumnya terjadi agar berkaitan satu sama lain. 
Kesimpulan
    Dari keseluruhan cerita dalam novel “Autumn in Paris” ini menurut saya sangat bagus dan direkomendasikan buat semua kolektor novel terutama romance.  Dari awal kita memang disuruh untuk berimajinasi atau membayangkan semua konflik yang Ilana Tan buat. Dan jujur, banyak sekali surprise yang saya dapatkan dalam novel ini. Bahkan di ending, saya menangis membacanya. Autumn in Paris benar-benar novel yang menghanyutkan saya dalam kisah itu seolah saya berada di dalamnya.
    Setelah saya membaca novel ini juga saya dapat menyimpulkan bahwa novel Autumn In Paris adalah satu di antara sekian banyak novel popular yang memiliki nilai-nilai kehidupan di dalamnya. Beberapa nilai kehidupan seperti nilai ekonomi dan nilai sikap hidup manusia. Bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari sebuah ekonomi, keluarga, dan sosial (saling menyayangi satu sama lain) dan budaya dan bahasa yang Ilana Tan buat, menambah pengetahuan saya.  
    Jadi pada dasarnya nilai ekonomi seperti pekerjaan dan kesenjangan sosial sangat berkaitan erat dengan nilai sikap hidup yaitu hubungan social dan sikap hidup para tokoh. Terutama saat Tara dihadapkan fakta bahwa mereka satu ayah, dan menurut saya, wajar setiap orang berperilaku seperti itu, dan saya yakin semua orang pun bisa berperilaku yang sama, jadi, novel ini benar-benar realita dan sangat saya rekomendasikan untuk dibaca. 
Referensi:
Novel Autumn in Paris by Ilana Tan

20 comments:

  1. bagus kak, aku pernah baca awalnya aja😅

    ReplyDelete
  2. Kakak yang satu ini tulisannya keren-keren nih...terus semangat
    Menulis ya kakak 🤗😍

    ReplyDelete
  3. Semangat menulis ya....😊😊😊

    ReplyDelete
  4. wah tadi baru saja di sampaikan tentang review eh kakak udah buat aja hehe

    ReplyDelete
  5. Pemaparannya sangat jelas. Bagus reviewnya ka!

    Dalam hal penulisan hampir 100 persen,perfect. Cuma ada satu kata typho yaitu asa. Kata populer yang saya tau yang bakunya popular ka.

    Semangat!

    ReplyDelete
  6. Sangat membantu banget kak!! Semangat!!!

    ReplyDelete

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)