Sunday 15 September 2019

My Special Day

8 comments



"Iya, sabar ini aku udah di jalan." Azfar menutup telepon itu dengan paksa. Ia sudah tidak kuat lagi mendengar ocehan temannya yang tidak tahu situasi. Karena sejak pukul lima sore tadi, ia masih terjebak macet yang tak kunjung menipis.

Belum lagi bunyi sirene yang membuat telinganya sakit, untungnya ia bisa maju paling depan karena menggunakan sepeda motor. Cuaca sangat mendung, seperti tanda-tanda hujan yang membuat ia makin sial.

"It's a beautiful night..." 

Lantunan lagu itu membuat ia langsung menonaktifkan handphonenya. Tak berapa lama, lampu itu menjadi hijau dan langsung menancap gas. Namun tak berapa lama sekitar sejauh satu kilo meter, hujan benar-benar turun.

Helmnya sudah diguyur hujan, bergemerisik dan matanya perih serta bajunya basah. Ia tak kuat lagi, dan akhirnya memutuskan berhenti di Indomaret terdekat.

Banyak orang yang sudah menepi, berpasang-pasangan saling bercengkrama. Sementara ia sangat sial, dan akhirnya memutuskan masuk ke dalam dan beberapa minuman. Rasanya minuman itu dingin sekali padahal hanya Aqua biasa. 

"Pakai plastik, mas?" Tanya kasir Indomaret sambil tersenyum yang membuatnya sontak menggeleng.

Kantong plastik memang tidak sehat digunakan, apalagi sedotan plastik, hanya menimbulkan sampah berbahaya saja. "Ini kembaliannya," lanjut si kasir.

Setelah sepuluh menit menunggu dan menghabiskan minumannya, akhirnya hujan itu reda, walaupun masih gerimis. Ia melanjutkan perjalanan yang sebenarnya tinggal beberapa kilo meter lagi.

Sesampainya di rumah, ia menemukan sendal temannya berserakan dan pintu terbuka. Sambil menghela napas, ia hendak meluapkan emosinya kalau saja lampu itu tidak menyala dan penampakan di depannya membuat ia terharu.

"HAPPY BIRTHDAY, AZFAR." Ia terkejut sambil menyapu keringatnya. Hari tersial dan sekaligus hari ulang tahunnya. Ia bahkan tidak menyangka ternyata temannya menyiapkan hal ini hanya untuk membuatnya kesal. 

Dari mulai pura-pura sakit, dan Rico mendatangi rumahnya padahal ia baru pulang kerja. Dan perempuan itu melihatnya dalam keadaan basah. Namanya Nisa, crushnya sejak masuk kuliah. 

"Gimana kerjaannya?" Tanya Nisa 

"Pelanggan restorannya sedikit, lagi pun aku izin pulang tadi," jawabnya.

Pelukan itu membuat ia tersenyum. Rico sedang cengengesan dan Nisa serta Ayu, dan beberapa teman kuliahnya yang lain menyuguhkan kue itu agar dipotong. 

"Make a wish." Ia menutup mata seraya berdoa tentang harapannya.

"Sorry, bro, ini semua ide Karina, dia ingin buatmu kesal, ayo makan dulu ke dalam, tadi orang Nisa masak banyak. 

Ia mengangguk dan melihat rumahnya sudah ramai, tidak sepi seperti biasanya. Makanan sudah tersusun, persis ulang tahun yang diharapkannya. Di umur yang ke-20 tahun, hari itu adalah hari tersial sekaligus hari teristimewa baginya. 

***

#RWCOdopBatch7
#Tantangan [Basah, Plastik, Macet]


8 comments:

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)