Sunday, 29 September 2019

Resensi Novel Winter In Tokyo Karya Ilana Tan

8 comments

Judul buku : Winter in Tokyo
Penulis : Ilana Tan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit  : 2011
Tebal : 320 hlm
Harga : Rp 42.000
Tebal Buku  : 20 cm

Sebuah novel yang berjudul “Autumn in Paris” adalah novel yang ditulis oleh Ilana Tan. Ilana Tan menulis serta membuat novel ini dengan langsung mengunjungi tempat-tempat yang ditulisnya, seperti Paris dan tempat-tempat romantis lainnya dalam novel ini. Novel ini  diangkat dengan tema sepasang kekasih yang saling mencintai tapi pada akhirnya mendapat kenyataan pahit di sepertiga halaman terakhir. Novel ini benar-benar membuat siapa pun yang membacanya pasti terhanyut ke dalam kisah cinta yang sangat romantis sekaligus sad ending.  

Sinopsis Novel
Semua berawal ketika Ishida Keiko yang tinggal di sebuah apartemen kecil dua lantai di pinggiran Tokyo mendadak kedatangan tetangga barunya, Nishimura Kazuto. Dia kembali ke Tokyo setelah 10 tahun lamanya tinggal di Amerika dan tidak pernah pulang ke Jepang. Alasan kepulangannya satu, untuk melupakan Yuri. Sahabat, tetangga, dan wanita yang dicintainya dan akan menikah dengan sahabatnya sendiri. Perlahan, Keiko mulai akrab dengan Kazuto. Meskipun kesan pertama Keiko setelah melihat Kazuto Nishimura adalah seorang pria yang cukup berantakan, namun kebaikan hati Kazuto mampu menyentuh hati Keiko dalam jangka waktu pendek, karena Kazuto ternyata seorang pria yang perhatian, baik hati, menyenangkan dan bisa diandalkan. Apartemen mereka yang berhadapan, semakin mempererat hubungan keduanya.

Keduanya tidak sadar ketika cinta perlahan menelusup di hati. Di sisi lain, Keiko yang sejak kecil masih dibayang-bayangi oleh cinta pertamanya, seorang bocah laki-laki bertopi biru yang menolongnya mencarikan kalung di hari bersalju, nampaknya kurang bisa membuka hati ke pria lain walaupun Kazuto sedekat itu dengannya. Keiko yang masih terbayang akan cinta pertamanya, Kitano Akira, mencoba memungkiri perasaannya. Seolah melupakan Kazuto, Keiko terbuai dalam angannya sendiri. Kazuto di pihak lain, lebih ekspresif, mengingat pekerjaannya sebagai street photografer, ia lebih cepat menyadari perasaannya terhadap Keiko.

Fokus kameranya selalu membidik sosok Keiko. Mengejar sosok Keiko, dan frustasi karena Keiko tidak pernah bisa melihatnya. Semua berjalan begitu salah. Sampai suatu hari pertemuan tak terduga dengan cinta pertamanya menghampiri dengan tiba-tiba. Ternyata cinta pertama Keiko sewaktu kecil dulu adalah sahabat Kazuto sejak kecil yang bernama Kitano Akira. Keiko yang masih berbunga-bunga lantaran bertemu dengan cinta pertamanya harus menghadapi kenyataan pahit yang lain ketika, sesuatu yang berharga yang telah lama di sampingnya seakan menghilang tak berbekas, karena sebuah kecelakaan tak terduga terjadi yang menyebabkan Kazuto Nishimura kehilangan ingatannya.

Kemudian, Kazuto kehilangan ingatan karena sebuah kecelakaan. Di sini adalah letak klimaks yang sangat menyedihkan, membuat pembaca bisa berkaca-kaca. Apalagi Ishida masih ingat betul semua kenangan indah yang pernah ada antara dirinya dan Kazuto. Ia masih bisa mengingat hingga hari sebelum kepulangannya ke Tokyo saat ia masih di Amerika. Celakanya ia melupakan bagian terbaik kenangannya selama sebulan di Tokyo. Termasuk seseorang yang sudah menjadi bagian dari hidupnya, atau kejadian saat malam natal, ucapannya di stasiun, janjinya akan hari valentine. Disaat dia tidak bisa mengingat apapun, Yuri bagian dari masa lalu itupun datang. Membuat dia semakin jauh dari orang yang harusnya dia sayangi.

Tapi takdir tetap bermain disini. Terhalang apapun, hati tidak pernah berbohong. Dia, dia yang hilang ingatan, yang seharusnya tidak ingat apa-apa selalu berdebar setiap kali melihat orang itu. Orang yang tidak bisa dia ingat. Saat itulah Keiko menyadari bagaimana perasaannya terhadap Kazuto. Ia merasa begitu kehilangan. Dan sangat sakit hati ketika Yuri datang ke Jepang. Namun perasaan tidak bisa berbohong. Kendati lupa akan kenangannya bersama Keiko, Kazuto tetap jatuh ke dalam perangkap cinta yang sama. Ia sekali lagi jatuh cinta pada Keiko. Namun, Kazuto tidak bisa berkutik ketika hubungan Keiko dengan Kitano Akira semakin intim. Semua terasa begitu salah. Apalagi saat Kazuto melihat Keiko bersama laki-laki lain yang ternyata pacar saudaranya. Ishida memiliki kembaran yang membuat Kazuto menyesal karena tidak pernah bertanya pada Keiko.

Sampai akhirnya Ishida Keiko benar-benar menyadari cintanya pada Nishimura Kazuto, dan begitu pun dengan Nishimura Kazuto yang sudah pulih dengan ingatannya yang masih mencintai Ishida Keiko sebelum, saat dan sesudah amnesia. Dan akhirnya mereka pun bersama. Setelah sebelumnya sadar bahwa laki-laki bertopi yang dulunya cinta pertama  Keiko, bukanlah Kitano Akira, tapi Nishimura Kazuto.
 
Biografi Pengarang

Ilana Tan adalah seorang novelis Indonesia yang dikenal karena menulis novel empat musim yang masing-masing novelnya disajikan dengan cerita yang latarnya berbeda-beda. Novel Ilana Tan memiliki keunikan, yaitu tokoh-tokoh dari novel yang satu dengan novel yang lainnya saling berkaitan. Selain itu, di setiap epilognya selalu dikejutkan dengan fakta-fakta dibalik cerita tersebut. 

Novel pertamanya berjudul Summer in Seoul (2006), novel keduanya berjudul Autumn in Paris(2007), novel ketiganya berjudul Winter in Tokyo (2008) dan novel keempatnya berjudul Spring in London (2010). Masing-masing novel diceritakan di kota-kota besar di dunia, yaitu Seoul (Korea Selatan), Paris (Perancis),Tokyo (Jepang), dan London (Inggris). Dan masing-masing novel diceritakan di musim yang berbeda; Summer (musim panas), Autumn (musim gugur), Winter (musim dingin), dan Spring (musim semi).


Winter in Tokyo merupakan novel karya penulis Indonesia, Ilana Tan, yang terbit pada tahun 2008. Novel ini merupakan novel ketiga dari Tetralogi Empat Musim, yang diikuti oleh Winter in Tokyo (2008). Ilana Tan juga dikenal sebagai penulis yang tidak ingin dikenali wajahnya.

Kelebihan
Novel ini adalah karya happy ending oleh sosok Ilana Tan. Ilana Tan adalah sosok pengarang novel yang menceritakan semua seluk beluk tokoh yang ia lukiskan dengan sangat detail. Dari mulai gerak-gerik tokohnya, sampai wajah tokoh-tokoh dalam novel ini, juga digambarkan Ilana Tan sedetail mungkin, sampai pembaca novel itu bisa membayangkan isi novel itu dalam pikiran. 

Selain itu, Ilana Tan pandai membuat kita terhanyut dalam cerita yang ia tulis. Dari mulai novel yang sebelumnya ia tulis sampai novel keempat yang berhubungan satu sama lain. Atau biasa disebut empat musim, di mana sebelumnya Ilana Tan menulis Summer in Seoul, lalu Autumn in Paris, Winter in Tokyo, dan Spring in London. Dan dari empat novel itu, Autumn in Paris adalah kisah cinta yang paling menghanyutkan dan membuat pembaca benar-benar menangis di endingnya. 

Dialog antartokoh yang ia buat begitu rinci sehingga mudah dipahami, dari gaya berbicara tokoh, bahasa yang tokoh gunakan, tempat-tempat yang dikunjungi tokoh, semua rasanya sudah dipertimbangkan dari awal hingga cerita itu benar-benar logis walaupun menyedihkan. 

Ilana Tan juga pandai dalam membuat suprise di ending ceritanya. Dari mulai prolog yang membuat penasaran, sampai epilog yang membuat kita terkejut karena peristiwa yang terjadi. Epilog yang selalu Ilana Tan tulis adalah bentuk plot twist yang membuat pembaca benar-benar tidak menyangka itu terjadi. Seperti plot twist cinta pertama Keiko, serta amnesia yang dialami oleh Kazuto. Semuanya terangkum secara rapi.

Dari sekian pengarang novel, Ilana Tan adalah pengarang yang menggunakan bahasa baku sehingga mudah dipahami, dibalut dengan bahasa asing sekaligus terjemahannya dan membuat pembaca memahami bahasa-bahasa asing yang tidak pernah didengar menjadi lebih tahu dari novel ini. Dibanding novel zaman sekarang yang menggunakan bahasa gaul dan terkadang sulit dipahami. 
Selain itu, romantis yang ditawarkan di novel ini benar-benar realita dan membuat pembaca pasti merasakan setiap hal yang dialami para tokoh. Romantis tanpa adegan vulgar dan kaku tapi terasa chemistry yang dibangun antar tokoh oleh Ilana Tan. Apalagi di novel ini sangat ditunjukkan bagaimana awal mula Keiko dan Kazuto yang sangat romantis, hingga bertemu takdir buruk sampai akhirnya bersama kembali dengan penuh perjuangan oleh Keiko. Penggunaan diksi dan majas oleh Ilana Tan sangat kuat, Ilana Tan pandai menyesuaikan diksi dan majas yang tepat, sehingga jikalau dikaji unsur ekstrinsik dan intrinsiknya, sangat banyak yang didapatkan.

Kekurangan

Berbicara kekurangan, bahkan beberapa pembaca bingung karena novel Ilana Tan sangat sulit dicari kesalahannya. Namun untuk novel ini ada beberapa bagian yang kurang dijelaskan. Seperti adegan Kazuto melihat kembaran Keiko, tidak ada dialog yang menyiratkan bahwa itu kembarannya sehingga mengakibatkan kesalahpahaman. Dan alurnya akan semakin panjang serta berputar-putar. Walaupun endingnya sulit ditebak, dikarenakan ada fakta-fakta yang diungkap Ilana Tan dipenghujung ending, jadi kita tidak akan pernah tahu endingnya jika hanya menebak, tapi bacalah sampai habis. 

Untuk beberapa pembaca, novel Ilana Tan terlalu tebal sehingga membuat orang malas membacanya, padahal, semua tetralogi yang dikembangkan Ilana Tan sangat mencerminkan kehidupan keluarga, manusia, dan cinta, dan bahasa yang digunakan bercampur aduk, sehingga banyak orang hanya terpaku pada bahasa Indonesianya.
Karena banyaknya adegan-adegan pertarungan yang dituangkan Ilana Tan dalam novel ini. Intinya, novel ini hanya punya kekurangan jika tidak dibaca dan tidak dipahami, apalagi alur yang digunakan Ilana Tan memang sulit dimengerti dan terkesan memainkan imajinasi dan mengulang peristiwa yang sebelumnya terjadi agar berkaitan satu sama lain.

Kesimpulan
Dari keseluruhan cerita dalam novel “Winter In Tokyo” ini menurut saya sangat bagus dan direkomendasikan buat semua kolektor novel terutama romance yang berbasis Happy Ending.  Dari awal kita memang disuruh untuk berimajinasi atau membayangkan semua konflik yang Ilana Tan buat. Dan jujur, banyak sekali surprise yang saya dapatkan dalam novel ini. Bahkan di ending, saya dikejutkan oleh fakta bahwa sebenarnya cinta pertama itu tidak jauh dari kita. Winter in Tokyo benar-benar novel yang menghanyutkan dan dalam kisah itu seolah saya berada di dalamnya. Adegan di mana Kazuto kehilangan ingatan membuat saya menitikkan air mata, apalagi ketika Keiko sudah mulai mencintainya.

Setelah saya membaca novel ini juga saya dapat menyimpulkan bahwa novel Winter In Tokyo adalah satu di antara sekian banyak novel popular yang memiliki kesan emosional tersendiri, bahagia, sedih, bercampur menjadi satu dan bahasa yang Ilana Tan buat, menambah pengetahuan saya.  
Jadi pada dasarnya nilai kesetiaan juga dihadapkan pada pilihan ini, bagaimana awal mula cinta itu muncul, saling mendukung, tidak meninggalkan, dan diceritakan pula bagaimana watak para tokoh yang berbeda satu sama lain. Ada yang jahat, egois, dan ada yang lemah lembut. jadi, novel ini benar-benar realita dan sangat saya rekomendasikan untuk dibaca. Apalagi bagi orang-orang yang sering dilema akan cinta. Bahwa novel ini mengajarkan bagaimana menyikapi itu semua.

8 comments:

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)