Monday 20 July 2020

#DAY 4 KERJA PRAKTER

0 comments
Hari ini adalah hari keempat kerja praktek di PLN UP 3 Sibolga. Banyak sekali pegawai dan pekerja yang berseragam biru dan putih serta helm yang menempel di kepalanya. Helm itu, adalah helm yang selalu aku lihat ketika seniorku melalui kerja praktek. Kadang aku berangan-angan bisa memiliki helm itu dan seragam yang digunakan untuk upacara. 

Upacara atau biasa disebut apple pagi, dilaksanakan setiap hari Senin, tapi diutamakan bagian teknik pelayanan UP Sibolga. Tapi karena kami termasuk bagian jaringan, maka disuruh untuk bergabung di upacara yang dilaksanakan di Simare-mare itu. Simare-mare adalah lapangan besar di Sibolga Kota, biasanya digunakan orang-orang untuk berolahraga, dan juga upacara. Namun kali itu aku dikejutkan oleh satu hal, tidak biasanya Walikota menghadiri upacara apalagi masa pandemic. 

Sudah lama tidak melihatnya, bahkan kami yang biasanya diundang untuk openhouse ketika idul fitri pun tidak sempat lagi merasakannya dikarenakan COVID. Dan seperti biasanya pula, badan walikota itu masih sama, perawakan, cara dia bicara, bahkan upacara itu juga diawali Edi Polo, selaku wakilnya. Dan Syarfi Hutauruk adalah walikotanya. 

Salah satu manajer bagian bernama Pak Irvan juga sangat baik memperlakukan kami di sini, dia ingin membantu tapi juga ingin kami berkomunikasi dengan pegawai yang lain. Pak Irvan juga yang membawa kami menuju Simare-mare menggunakan mobilnya. Bahkan di Simare-mare pun banyak yang ramah dan menanyakan kami berasal dari mana. 

Bahkan ada yang menanyakan apakah kami ingin bekerja berdasarkan etap dan langsung diaplikasikan seolah-olah kami sudah bisa, tapi sebenarnya kami masih belajar. Bahkan di upacara tadi pun kami dipersilahkan untuk ikut foto bersama, padahal sebenarnya kami cuma mahasiswa kerja praktek yang suatu saat berharap bisa bekerja langsung di sana.

Setelah makan donat dan risol dalam kota yang diberikan, kami pun dipersilahkan pulang. Tapi kami tidak melihat Pak Irvan, dan memutuskan untuk duduk sebentar. Selang beberapa menit, kami menyadari bahwa tentunya Pak Irvan selaku orang penting masih bersama Walikota karena ada yang ingin dibacarakan. Jadinya kami berusaha untuk menunggu. 

Sampai terdengar suara dari kejauhan persis di mobil PLN itu. "Hey, tunggu, orang adek itu belum naik." Terdengar suara bang Fahri yang membuat kami sontak berlari dan mengejar mobil itu. Mobil yang ketiga tempat duduknya adalah kami bertiga, dan laki-laki semuanya di belakang. Supir mobil itu kadang kala bercanda dengan memutar mobilnya dan akhirnya sampai di PLN UP3.

Pekerjaan orang-orang jaringan di sini tidak sepenuhnya di depan komputer, kadang kala mereka bernyanyi, bermain gitar, memasak, dan memberitahu kami apa yang kami ingin pelajari. Tidak sedikit yang mengerti tentang listrik, ada bagian transaksi energi listik, ada bagian operasi, ada juga bagian pemeliharaan yang biasanya jadi judul kerja praktek senior.

Ini adalah hari keempat sejak kami perkenalan di hari pertama, lalu duduk-duduk di hari kedua, serta senam di hari ketiga. Waktu itu sebenarnya mereka diperbolehkan ke lapangan dan ingin melihat bentukan trafo serta mengukur tegangan, sayangnya aku tidak bisa ikut, karena tepat hari pertama KP, nenekku satu satunya meninggal dunia di umur sembilan puluh tujuh tahun. Sebenarnya itu sudah waktu yang lama, jadi aku sudah pasrah saja apalagi juga menderita sakit. 

Tapi aku sangat sedih, karena nenekku orangnya periang, dan sangat sayang pada cucunya. Aku merasa kehilangan sampai tidak bisa menahan tangisan di hari kepulangan. Ingin bersikap profesional, tapi justru memberatkanku jika aku bersikap baik-baik saja. Jadi selama tiga hari itu, aku masih dirundung duka begitu juga dengan keluargaku, jadi di hari ketiga tepat hari Jumat dilakukan doa bersama di rumah duka. 

Lalu kemarin, tepat di hari Minggu, kami beramai-ramai menuju sungan Rindu Alam, untuk membersihkan pakaian, kain, peninggalan nenekku. Sungai yang jernih, dangkal namun sangat panas. Jadi oncu dan bibiku tidak turun, hanya kami berempat yang turun, aku, kak Butet, adikku, dan juga Kak Lolon. Sepanjang kami menyuci, semuanya terasa have fun, terasa mudah sampai banyak komenan yang membuat aku kesal.

Kami sudah mengerjakan dengan susah payah sampai punggungku mati rasa dan ada saja yang masih sanggup berkata, "Kainnya kurang bersih," atau "Asal aja mencucinya." 

Jadi suasana hati kami pada saat itu tidak mengenakkan, apalagi adikku yang sudah sangat lelah mencuci pakaian itu, aku mungkin hanya membilas dan menjemurnya. Tapi seperti dugaanku,  hari ini badanku sakit semua, pinggangku sakit, tanganku juga sakit, kebas, dan kulitku rasanya menghitam. Teringat lagi ejekan bahwa aku tidak bisa mencuci, seolah-olah dia melakukan hal itu, apabila merasa pekerjaanku tidak memuaskan, apa salahnya mengambil alih. Jangan langsung judge sana sini.

Aku tidak pernah takut untuk bersuara, tapi lebih baik aku diam menunjukkan amarahku daripada aku melawan. Rasanya aku tidak ingin lagi melakukan suatu hal bersama mereka, tapi aku melakukan itu karena nenekku, kepergian nenekku yang masih menyisakan sampai hari ini. Sudah seminggu bahkan kepergian beliau, keluarga kami dari Singkil, Medan, bahkan teman-teman ayah datang mengucapkan belasungkawa. 

Terlebih lagi upah-upah yang diadakan Pemuda Pancasila selaku ayahku mantan ketuanya, mereka sekalian menjenguk ayah yang sakit dan tidak bisa bergerak seolah kehilangan tenaga seperti berat badannya. Rasanya aku seperti punya beban besar, aku mengingat umur ayahku yang menginjak 53 tahun, dan mungkin bertahan tak lama lagi karena kondisinya, kadang-kadang aku menyesal kenapa aku harus mengambil subjuran energi jika tahu kondisinya seperti ini. Lebih baik aku mengambil jurusan Telkom dan tamatnya juga lebih mudah dan tidak perlu hitung-hitungan yang menyiksa otakku selama ini apalagi dosennku juga Pak Pane, salah satu dosen Killer di elektro.

Aku hanya bisa berdoa, ada jalan agar aku cepat wisuda, dan melamar kerja, untuk bekerja menghasilkan uang sehingga ayahku tidak perlu memberiku lagi uang jajan. Dan semoga kerja praktek ini berjalan lancar sehingga laporanku juga diterima dengan sepantasnya bersama teman-temanku yang lain. 

Leave a Reply

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)