Friday, 24 January 2020

Review Film "13 Going on 30"

2 comments
  • Judul :13 Going on 30 (2004)
  • Tanggal Rilis Perdana : 23 April 2004
  • Genre : Fantasi, Romance, Family
  • Sutradara : Gary Winick
  • Penulis : Josh Goldsmith, Cathy Yuspa
  • Produser : Susan Arnold, Donna Arkoff Roth, Gina Matthews, Todd Garner
  • Produksi : Columbia Pictures, Revolution Studios
  • Durasi : 97 Menit
  • Rating : Remaja (R)
  • Cast : Jennifer Garner, Mark Ruffalo, Judy Greer, Andy Serkis, Christa B. Allen, Sean Marquette, Lynn Collins, Ashley Benson, and Brie Larson.

"Aku merasa kita semua ingin merasakan sesuatu yang telah lama kita lupakan atau kita tinggalkan di belakang. Karena mungkin kita tidak sadar berapa banyak hal yang telah kita sia-siakan." -Jenna Rink

"Aku melanjutkan hidup. Kau juga melanjutkan hidup. Kita sudah saling berpisah jalan lama sekali. Kita sudah membuat pilihan." -Matty Flamhaff


Sebuah film Fantasy sekaligus menghadirkan sentuhan Romance yang luar biasa, yang berjudul "13 Going on 30 (2004)" ini, menceritakan seorang gadis berumur 13 tahun bernama Jenna Rink (Christa B. Allen) yang ingin sekali menjadi bagian Six Chick (geng para perempuan paling populer) di sekolahnya. Ia memiliki sahabat bernama Matty Flamhaff (Sean Marquette) yang tepat di hari ulang tahunnya mengundang semua anggota Six Chick dan juga sahabatnya. 

Di sinilah hal Fantasy itu terjadi, ketika Jenna menyadari bahwa dia tidak menginginkan untuk menjadi anak kecil yang hanya berumur 13 tahun, tapi ingin menjadi wanita dewasa yang cantik, kaya, dan punya segalanya, di umur 30 tahun. 

Matty yang sangat dekat dengannya memberikan hadiah ulang tahun berupa Rumah Impian yang berisikan poster dirinya, idolanya, dan Matty. Di sinilah semuanya dimulai, saat Matty ternyata memberikan serbuk ajaib yang dapat mengabulkan keinginan Jenna. Karena ketika Jenna sedang berada di dalam kamar dengan mata tertutup, dan menginginkan Chris Grandy yang mendatanginya, namun Mattylah yang membuka pintu.

Kemarahan Jenna membuat ia semakin yakin untuk ingin menjadi gadis berumur 30 tahun. Ia terus berdoa, dan tanpa sadar Rumah Impian itu tersenggol dan menumpahkan serbuk ajaib itu bersamaan dengan Jenna yang terbangun di apartemennya dengan menggunakan tubuh orang dewasa yang tak lain adalah dirinya sendiri. 

Acting Jennifer Garner sebagai Jenna dewasa sangat diacungi jempol. Dia bersikap seolah-olah tidak tahu apa yang terjadi, dan masih sangat malu dengan laki-laki tanpa busana yang ada di ruangannya, persis seperti gadis berumur 13 tahun yang berada di tubuh orang dewasa. Ketika ia turun, ia mendapati Lucy Wyman (Judy Greer) yang dulunya ternyata Tom-tom sang ketua Six Chick. Ia menyadari bahwa, banyak hal yang berubah di masa dewasanya. 

Hanya satu orang yang mungkin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya, yakni Matty Flamhaff yang diperankan oleh Mark Ruffalo. Acting Mark Ruffalo juga sangat patut diacungi jempol, senyumnya yang manis, tingkah lakunya yang persis seperti Matty dulu, dan chemistry di antara mereka yang membuat kita bisa senyum sendiri. Bahwa Matt yang dulu bukanlah ia yang sekarang. 

Alurnya memang terkesan klise, atau sering digunakan, tapi sebenarnya tidak bosan untuk ditonton, karena kenyataannya Matty dan Jenna tidak lagi bersahabat sejak berumur 13 tahun. Hal ini menjawab pertanyaan yang sedari dulu ingin Jenna tanyakan. Yang Matt tahu, Jenna adalah seorang gadis sukses yang bekerja di Majalah Poise bersama dengan Lucy Wyman yang dulu bagian anggota Six Chick, dan di malam saat Jenna ulang tahun, Rumah Impian yang Matt bangun dilemparkan begitu saja. Kejadian ini sangat plot twist sebenarnya, dan masih banyak hal lain yang bisa mengimpress kita untuk menjadi lebih baik. 

Kejadian lainnya yang membuat kita kesal adalah saat Jenna mendengar bahwa Lucy ingin menyingkirkan dirinya dari majalah Poise. Namun hal ini langsung ditepis Jenna dengan memberikan sesuatu yang baru pula terhadap Majalah Poise yakni menyewa Matt untuk menjadi fotografer baginya. Dan kedekatan Matty dan Jenna terutama saat mereka bermain ayunan membuat aku sangat menyukai Mark Ruffalo yang pernah berperan dalam serial Hulk. Mark Ruffalo sangat manis dan sifatnya persis seperti sahabat yang sangat baik. Namun seolah Jenna tidak tahu apa-apa, selama mereka sama-sama menghilang, rasa itu kemudian timbul. Ia mencintai Matt.

"Aku merasa kita semua ingin merasakan sesuatu yang telah lama kita lupakan atau kita tinggalkan di belakang. Karena mungkin kita tidak sadar berapa banyak hal yang telah kita sia-siakan." -Jenna Rink

Adalah ungkapan Jenna saat presentasi mengalahkan Rivalnya, Lucy. Presentasi dia bersama fotografer Matt patut diacungi jempol, dan mungkin bisa mengalahkan Sparkle, lawan berat Majalah Poise. Namun lagi-lagi hal yang tanpa diduganya terjadi, ternyata Lucy melihat surat dari Sparkle yang terletak di meja Jenna. Lagi-lagi bagian Plot Twist, karena ternyata Jenna bukanlah orang baik, selama ini Jenna selalu memberikan idenya untuk Sparkle, dan Lucy memanfaatkan siuasi tersebut sehingga walaupun ia keluar dari Poise, ia bisa bekerja di Sparkle. 

Banyak sekali kelebihan yang terdapat dalam cerita ini, apalagi khususnya remaja yang masih tidak bersyukur bisa melalui umur 13 tahun dan disayangi orang tua dengan sangat manja. Tidak seperti Jenna yang ternyata di umurnya 30 tahun, tidak pernah lagi merayakan Natal bersama orang tuanya. Hal ini membuatnya sangat rindu, dan kemudian minta maaf pada orang tuanya. 

Pesan moral lainnya adalah, tidak semua hal yang terjadi di masa tua nanti, sekalipun segalanya mungkin terlihat menyenangkan, ternyata masih banyak masalah yang dihadapi orang dewasa. Terlebih lagi tentang kisah cinta, tidak semuanya bisa diputar sesuka kita. Matt dan Jenna mungkin bersahabat saat 13 tahun, tapi kemudian tidak ada lagi yang tahu setelah itu. Matt dulunya mungkin menyukai Jenna, tapi tidak untuk sekarang, karena Matt sudah memiliki Wendy. 

Source: 13 Going on 30 Quotes on Google

"Aku melanjutkan hidup. Kau juga melanjutkan hidup. Kita sudah saling berpisah jalan lama sekali. Kita sudah membuat pilihan." -Matty Flamhaff

Quotes tersebut sukses membuat air mata jatuh, apalagi saat Jenna menyatakan perasaannya dan begitu pula Matt tepat di hari pernikahan Matt bersama Wendy. Scene ini adalah scene terbaik dalam rincian film yang semuanya baik. Lagi-lagi membuat para perempuan kembali jatuh cinta pada sosok Mark Ruffalo yang ternyata setia, lembut, dan dapat menyesuaikan sesuatu hal yang terjadi pada dirinya. 

Source: 13 Going on 30 Quotes on Google


Para penyuka film remaja, apalagi bergenre fantasy maupun romance, sangat cocok sekali menonton film ini. Alurnya bagus, dijelaskan dengan rinci, bahkan kejadian-kejadiannya tidak ada yang bisa menebak. Walaupun dirilis tahun 2004, tapi cita rasanya tidak pernah mati. Never Dies.  Film ini mengajarkan agar kita mencintai kehidupan kita yang sekarang, jangan pernah marah akan sesuatu hal yang belum tentu baik. Walaupun diri kita tidak baik, setidaknya beranilah merubahnya. Jangan menikmati sesuatu hal yang didapatkan dengan cara yang tidak baik. 

Dan plot twist lainnya yang sangat membuatku seratus persen jatuh cinta dengan film ini adalah, happy ending. Di hari pernikahan tersebut, Matt memberikan Rumah Impian yang telah lama disimpannya setelah di umur 13 tahun, Jenna pernah melemparkannya. Jenna membawa rumah itu turun dan kemudian menangis di sela-sela angin yang berhembus. Saat itulah, ia kembali menjadi gadis berumur 13 tahun yang matanya tertutup di sebuah kamar. 

Matt kemudian membuka pintu, dan menemukan Jenna yang sudah berlari ke arahnya. Mereka berpelukan, dan Jenna mengusir Six Chick dari rumahnya. Mereka terus bersama hingga sampai di hari pernikahan yang Jenna impikan bersama Matt. Hal ini juga mengubah perspektif Jenna di masa lalu yang sangat menyukai Chris Grandy yang ternyata di masa depan hanya seorang supir angkot yang jelek. Bahwa yang dapat dikutip adalah, "Apa yang kita lihat dari seseorang sekarang belum tentu sama persis dengan apa yang terjadi di masa mendatang. Jangan menilai orang hanya dari fisiknya."

Matt yang dulunya gemuk, culun, ternyata mampu membuat Jenna lebih menyukainya ketimbang bersama dengan laki-laki keren yang pernah menjadi pacarnya tanpa ia sadari. Selain itu, Lucy yang dia anggap teman ternyata busuk, dan ingin menyingkirkannya. Artinya, tidak semua hal dapat kita percaya. Walaupun dialog terkesan mudah, dan kualitas videonya sangat rendah, tapi untuk film lama yang diproduksi lebih dari satu dekade ini patut diapresiasi. Semoga bermanfaat dan silahkan tunggu untuk review film selanjutnya. Untuk menambahkan betapa relatablenya film ini di kehidupan sehari-hari kamu bisa temukan quotes-quotes menarik lainnya melalui link berikut https://www.theodysseyonline.com/13-quotes-live-13-30

Film ini ternyata meraup $96.5 juta Box office dengan budget $37 Juta. Artinya banyak mendapat respon positif dari penonton di tahun 2004. Selain itu, soundtrack paling sering didengarkan adalah Thriller oleh Michael Jackson, dengan tariannya. Sangat cocok ditonton untuk para remaja. Namun tetap harus diawasi karena terdapat adegan ciuman walaupun tidak intens Dan funfact lainnya adalah, Brie Larson ternyata anggota Six Chick yang sekarang ini dikenal dengan Captain Marvel. Bahkan Mark Ruffalo sendiri yang dipercaya memerankan Hulk baru tahu bahwa Brie Larson pernah satu film dengannya. 





2 comments:

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)