QR Standar, Pembayaran Paling Relatable Untuk Millenial!
AWAL MULA QR IS DIPERTIMBANGKAN!
Perkembangan pembayaran Bank Indonesia tidak langsung menuju transfer dan pada akhirnya mengeluarkan QR IS, tapi dulunya menggunakan jaringan prinsipal kartu debet (Nasional), Internal Debit Bank(Propietary Debit), Uang Elektronik, Kegiatan Usaha Pengiriman Non Bank, hingga uang dapat ditransferkan.
InfoGrafis dari Perkembangan Pembayaran Bank Indonesia 5 Terakhir yang Digunakan |
Seberapa peduli
pemerintah khususnya Bank Indonesia dalam mempermudah segala urusan warga
negara? Terkadang beberapa pertanyaan sering kali terlintas seolah tidak ada
keuntungan sedikit pun yang didapatkan, padahal banyak sekali hal yang telah
terjadi di masa lampau hingga menuju era digital ala millenial. Era di mana semuanya mulai serba digital, tida serumit dulu dan penggunanya rata-rata millenial yakni kelompok demografi setelah Generasi X. Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.
Dilansir dari
kompas.com, tepat untuk merayakan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia,
Bank Indonesia (BI) merilis standar untuk penggunaan QR Code di Indonesia atau
QR Code Standard (QRIS). Hal ini dibuat berdasarkan pernyataan Gubernur Bank
Indonesia, Perry Warjiyo adalah untuk mendorong efisiensi transaksi,
mempercepat inklusi keuangan, memajukan UMKM, dan mendorong pertumbuhan ekonomi
Indonesia.
Sebelumnya, semua
orang pastinya sudah pernah mendengar apa itu Ovo, Dana, Gopay dan lain-lain,
bahkan aplikasi ini sudah didownload hingga 10 juta orang dengan rating 4,2 dan
yakin bahwa aplikasi semacam dompet digital ini bisa bertahan di era millenial,
adalah karena hampir semua belanja online pun terkait dengan dompet digital
ini. Sebut saja tokopedia yang pembayarannya melalui ovo, Lazada yang
pembayarannya melalui Dana, serta aplikasi berbasis antar jemput, pesan makanan
yang tak lain adalah Gojek.
Bahkan menurut riset
dari cnbcindonesia.com, GoPay
merupakan aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif terbanyak di Indonesia.
Menurut informasi Medium 30% transaksi uang elektronik di Indonesia berasal
dari Gopay. Pada Februari 2019, transaksi Gopay sudah menyentuh US$6,3
miliar dengan 70% transaksi didapat dari transaksi pembayaran Gojek.
Hingga sampai saat ini, pengguna
sosmed baik di Instagram dan Twitter, kerap membagikan semua keluh kesah
bersama dengan Gojek dan Grab untuk meningkatkan kestabilan biaya yang
dikeluarkan oleh kedua aplikasi berbasis antar jemput itu. Dan sepenting itulah
dompet digital di kehidupan masyarakat saat ini.
Hashtag Twitter |
Karena percaya atau tidak, sebagai influencer yang berperan penting dalam dunia twitter, sering kali hashtag tersebut dinaikkan agar aplikasi tersebut tetap memberikan kemudahan dengan promo dan voucher yang diberikan oleh aplikasi yang bersangkutan. Dan hal ini cukup menunjukkan seberapa pentingnya sebuah aplikasi di era digital ala millenial. Apalagi yang menggunakan pembayaran menggunakan dompet digital dan QR Code.
BAGAIMANA CARA MENGGUNAKANNYA?
Bank Indonesia tidak
main-main dalam mengeluarkan QR IS, karena justru ini akan sangat berpengaruh
besar, bahkan untuk anak-anak millenial yang sering kali berbelanja sesuatu
menggunakan voucher dari dompet digital masing-masing.
Cara menggunakannya
hanya di download dari playstore, dan kemudian mendaftarkan setiap akun, untuk
sebaiknya memasukkan data berupa ktp agar lebih mudah transaksi. Jika melakukan
pembayaran, biasanya kita harus menyebutkan nomor atau langsung scan barcode.
Beda aplikasi, maka beda pula yang akan discan.
QR Code di berbagai aplikasi dompet digital |
APA HUBUNGANNYA DENGAN QR IS?
"Mohon maaf mba, tolong discan dulu untuk penggunaan voucher DANAnya." Begitulah kira-kira awal mula para karyawan untuk melayani setiap orang yang ingin menggunakan voucher tersebut.
Yap, dalam melakukan
pembayaran, QR atau QR Code (Quick Response Code) adalah barcode dua
dimensi yang dapat menyimpan data. QR Code dikembangkan oleh
Denso Corporation, Jepang dan dapat digunakan secara gratis, bahkan untuk
keperluan komersial. Apa pun aktivitas pembayaran melalui
dompet digital akan lebih efektif jika menggunakan QR Barcode.
QR Barcode inilah yang kemudian
dikembangkan oleh QRIS. Bahwa QRIS
disusun oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI)
dengan menggunakan standar internasional EMV Co. Melalui keterangan resminya,
Bank Indonesia menyatakan akan fokus terlebih dahulu untuk menerapkan
standarisasi ini pada QR Code untuk pembayaran, seperti misalnya pembayaran
lewat Go-Pay atau Ovo yang kini sudah banyak digunakan. Bayangkan semua dompet
digital hanya mempunya satu saja QRIS, pastinya akan lebih mudah jika ingin
menonton film, membeli makanan, menggunakan voucher, dan lainnya.
Era digital millennial, bukan lagi era
di mana orang-orang berlomba-lomba untuk menjual pulsa, bahkan saya sendiri
kerap lebih sering memiliki pelanggan yang mengisi Ovo, Dana, Gopay dll daripada
pulsa, karena pulsa pun bias diisi sendiri melalui dompet digital tersebut.
Ketika nantinya standarisasi QR Code ini sudah diimplementasikan, para penjual
yang menyediakan layanan pembayaran lewat QR Code, hanya cukup memiliki model
QR Code saja. Itu pun nantinya akan bisa digunakan oleh lebih dari satu
operator pembayaran. Saat ini ada sekitar 12 perusahaan yang telah mendapatkan
izin Bank Indonesia untuk menerapkan sistem pembayaran berbasis QR Code.
Bank Indonesia mengatakan akan
menerbitkan aturan penggunaan QR Code untuk metode pembayaran. Aturan yang
dimaksud terkait dengan standarisasi yang bakal menciptakan inter-operabilitas
dalam penggunaannya. Standarisasi QR Code ini sebelumnya telah diuji coba pada
tahap pertama di bulan September hingga November 2018. Kemudian uji coba tahap
kedua dilanjutkan pada bulan April hingga Mei 2019 lalu sebelum akhirnya resmi
diluncurkan.
KELEBIHAN PEMBAYARAN QR IS oleh BANK INDONESIA :
Khususnya di Era Digital Ala Millenial
- QR Code memiliki ketahanan terhadap kecacatan, di mana sekalipun QR Code tercetak mengalami kerusakan fisik atau cacat sampai 30% masih tetap bisa dibaca
dengan baik karena adanya fitur error correction. - QR Code untuk Standar Indonesia atau QR IS memudahkan setiap penggunaan dompet digital untuk disatukan dalam satu kode QR tanpa harus membuka ulang dompet digital yang dituju.
- QR Code memiliki empat aspek yang diatur dalam standarisasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yakni Interoperabilitas, Interkonektivitas, Security, dan inklusi.
- Interoperabilitas : Kapabilitas dari suatu QR IS -- yang antar mukanya diungkapkan sepenuhnya -- untuk berinteraksi dan berfungsi dengan produk atau sistem lain, kini atau di masa mendatang, tanpa batasan akses atau implementasi.
- Interkonektivitas : Keterhubungan antar-jaringan telekomunikasi dari penyelenggara jaringan telekomunikasi yang berbeda. Interkoneksi antar-operator telekomunikasi wajib dilaksanakan di Indonesia untuk memberikan jaminan kepada pengguna agar dapat mengakses jasa telekomunikasi. Contohnya yakni pembayarannya hanya menggunakan satu barcode untuk semua aplikasi.
- Security : Keamanan yang lebih terpercaya karena tidak perlu mengunduh banyak aplikasi, serta merta juga tidak menguntungkan pihak penyelenggaraan yang lebih besar.
- Incklusi : Sebuah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka, artinya dalam QR IS, akan terbuka lebar semua penyelenggara kecil maupun besar untuk berkompetisi.
APA SIH TUJUAN BANK INDONESIA?
Bank Indonesia (BI) adalah Bank sentral Republik Indonesia sesuai Pasal 23D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. De Javasche Bank (DJB) adalah nama lain Sebelum dinasionalisasi sesuai Undang-Undang Pokok Bank Indonesia pada 1 Juli 1953, dirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Bank sentral, BI sudah diketahui mempunyai tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tapi, di era digital oleh masyarakat millenial, tidak hanya melulu soal uang tunai, dan aplikasi dompet digital itu sudah booming atau tersebar di seluruh Indonesia.
Sehingga tujuan Bank Indonesia meluncurkan QR IS sangat diapresiasi sekali, karena hal tersebut semata-mata untuk melindungi konsumen serta memberikan kompetisi yang lebih sehat untuk para-para merchant. Karena maraknya pasar bisnis QR Code yang dikuasai oleh penyelenggara-penyelenggara besar tanpa memberikan ruang untuk penyelenggara kecil, persis seperti aspek yang dijelaskan di atas. Bahkan hampir semua media online, setuju dengan peluncuran QR IS dan saya sendiri sebagai masyarakat di era digital ala millenial sangat merasa diuntungkan dan diberi kenyamanan dengan QR IS.
Semua hal yang berada di era digital memang sudah bisa diakses kapan pun dan di manapun, bahkan semua orang sudah paham dengan keberadaan QR Code. Persis bagaimana millenial menggunakan segala jenis transaksi dengan aplikasi ini. Dari mulai anak SMP, SMA, hingga yang sudah kuliah kerap menggunakan transaksi menggunakan QR Code apalagi jika berada di suatu merchant dengan adanya voucher dari dompet digital, dan juga melaukan pembayaran untuk menonton film dengan cashback yang lebih besar lagi. Dan dua-duanya, harus menggunakan QR Code langsung untuk pembayarannya. Bagi anak-anak millenial, cashback adalah salah satu keuntungan dari kegunaan pembayaran menggunakan dompet digital. Bahkan para orangtua yang tida buta teknologi pun paham hal ini apalagi dalam kasus belanja online.
Sebagai yang termasuk dalam millenial, saya juga tidak sabar untuk dapat menggunakan QRIS kapan pun tanpa harus mengunduh banyak-banyak aplikasi dan membuka ulang untuk menscan QR Codenya. Sangat diapresiasi terhadap Bank Indonesia yang akhirnya merilis di tahun 2019 ini untuk nantinya dapat digunakan dengan sangat baik oleh Millenial, dan bermanfaat besar untuk peluang penyelenggara-penyelenggara kecil agar dapat terjadi keseimbangan di Indonesia, persis seperti tujuannya yakni menjaga kestabilitasan mata uang.
Dalam hal ini, saya juga mengapresiasi Bank Indonesia untuk kebijakannya dalam membuat FesKaBI yakni kegiatan edukasi bagi para mahasiswa generasi milenial. Beberapa rangkaian kegiatannya terdiri dari talk show motivasi dari para pengusaha, sosialisasi fungsi, dan kebijakan yang ada pada Bank Indonesia. Agendanya sangat terencana dan langsung bekerja sama dengan PT. Media Televisi Indonesia. FesKaBI 2019 sekaligus menjadi acuan atau upaya BI untuk mengenalkan masyarakat dengan Quick Response (QR) Code Indonesia Standard (QRIS). Akan ada juga praktik langsung dengan QRIS oleh salah satu UMKM di kota terpilih untuk FesKaBi. Walaupun begitu, saya masih berharap bisa dilakukan di Medan, khususnya Universitas Sumatera Utara. Semoga apa yang sudah direncanakan sedari awal, dan dengan tujuan yang mulia dapat terlaksana dengan baik pula. Bersama, QR IS (QR Standar), cukup membuktikan bahwa pembayaran menggunakan QR Standar sangat relatable ( cocok ) untuk para Millenial di era digital.
#QRStandarPembayaranAlaDigitalMillenial
Sumber Referensi:
https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/di-indonesia/perkembangan/Contents/Default.aspx
https://tekno.kompas.com/read/2019/08/17/11055727/bi-luncurkan-standar-qr-code-indonesia
https://tekno.kompas.com/read/2019/08/17/11055727/bi-luncurkan-standar-qr-code-indonesia