Wednesday, 20 November 2019

QR Standar, Pembayaran Paling Relatable Untuk Millenial!

0 comments

QR Standar, Pembayaran Paling Relatable Untuk Millenial!


AWAL MULA QR IS DIPERTIMBANGKAN!

 Perkembangan pembayaran Bank Indonesia tidak langsung menuju transfer dan pada akhirnya mengeluarkan QR IS, tapi dulunya menggunakan jaringan prinsipal kartu debet (Nasional), Internal Debit Bank(Propietary Debit), Uang Elektronik, Kegiatan Usaha Pengiriman Non Bank, hingga uang dapat ditransferkan. 
InfoGrafis dari Perkembangan Pembayaran Bank Indonesia 5 Terakhir yang Digunakan 



Seberapa peduli pemerintah khususnya Bank Indonesia dalam mempermudah segala urusan warga negara? Terkadang beberapa pertanyaan sering kali terlintas seolah tidak ada keuntungan sedikit pun yang didapatkan, padahal banyak sekali hal yang telah terjadi di masa lampau hingga menuju era digital ala millenial. Era di mana semuanya mulai serba digital, tida serumit dulu dan penggunanya rata-rata millenial yakni kelompok demografi setelah Generasi X. Tidak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini. Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.

Dilansir dari kompas.com, tepat untuk merayakan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia, Bank Indonesia (BI) merilis standar untuk penggunaan QR Code di Indonesia atau QR Code Standard (QRIS). Hal ini dibuat berdasarkan pernyataan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo adalah untuk mendorong efisiensi transaksi, mempercepat inklusi keuangan, memajukan UMKM, dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sebelumnya, semua orang pastinya sudah pernah mendengar apa itu Ovo, Dana, Gopay dan lain-lain, bahkan aplikasi ini sudah didownload hingga 10 juta orang dengan rating 4,2 dan yakin bahwa aplikasi semacam dompet digital ini bisa bertahan di era millenial, adalah karena hampir semua belanja online pun terkait dengan dompet digital ini. Sebut saja tokopedia yang pembayarannya melalui ovo, Lazada yang pembayarannya melalui Dana, serta aplikasi berbasis antar jemput, pesan makanan yang tak lain adalah Gojek.

Bahkan menurut riset dari cnbcindonesia.com, GoPay merupakan aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif terbanyak di Indonesia. Menurut informasi Medium 30% transaksi uang elektronik di Indonesia berasal dari Gopay. Pada Februari 2019, transaksi Gopay sudah menyentuh US$6,3 miliar dengan 70% transaksi didapat dari transaksi pembayaran Gojek.

Hingga sampai saat ini, pengguna sosmed baik di Instagram dan Twitter, kerap membagikan semua keluh kesah bersama dengan Gojek dan Grab untuk meningkatkan kestabilan biaya yang dikeluarkan oleh kedua aplikasi berbasis antar jemput itu. Dan sepenting itulah dompet digital di kehidupan masyarakat saat ini. 

Hashtag Twitter 
Karena percaya atau tidak, sebagai influencer yang berperan penting dalam dunia twitter, sering kali hashtag tersebut dinaikkan agar aplikasi tersebut tetap memberikan kemudahan dengan promo dan voucher yang diberikan oleh aplikasi yang bersangkutan. Dan hal ini cukup menunjukkan seberapa pentingnya sebuah aplikasi di era digital ala millenial. Apalagi yang menggunakan pembayaran menggunakan dompet digital dan QR Code.

BAGAIMANA CARA MENGGUNAKANNYA?

Bank Indonesia tidak main-main dalam mengeluarkan QR IS, karena justru ini akan sangat berpengaruh besar, bahkan untuk anak-anak millenial yang sering kali berbelanja sesuatu menggunakan voucher dari dompet digital masing-masing. 

Cara menggunakannya hanya di download dari playstore, dan kemudian mendaftarkan setiap akun, untuk sebaiknya memasukkan data berupa ktp agar lebih mudah transaksi. Jika melakukan pembayaran, biasanya kita harus menyebutkan nomor atau langsung scan barcode. Beda aplikasi, maka beda pula yang akan discan.

QR Code di berbagai aplikasi dompet digital


APA HUBUNGANNYA DENGAN QR IS?


"Mohon maaf mba, tolong discan dulu untuk penggunaan voucher DANAnya." Begitulah kira-kira awal mula para karyawan untuk melayani setiap orang yang ingin menggunakan voucher tersebut.
Yap, dalam melakukan pembayaran, QR atau QR Code (Quick Response Code) adalah barcode dua dimensi yang dapat menyimpan data. QR Code dikembangkan oleh Denso Corporation, Jepang dan dapat digunakan secara gratis, bahkan untuk keperluan komersial. Apa pun aktivitas pembayaran melalui dompet digital akan lebih efektif jika menggunakan QR Barcode.

QR Barcode inilah yang kemudian dikembangkan oleh QRIS. Bahwa QRIS disusun oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dengan menggunakan standar internasional EMV Co. Melalui keterangan resminya, Bank Indonesia menyatakan akan fokus terlebih dahulu untuk menerapkan standarisasi ini pada QR Code untuk pembayaran, seperti misalnya pembayaran lewat Go-Pay atau Ovo yang kini sudah banyak digunakan. Bayangkan semua dompet digital hanya mempunya satu saja QRIS, pastinya akan lebih mudah jika ingin menonton film, membeli makanan, menggunakan voucher, dan lainnya.

Era digital millennial, bukan lagi era di mana orang-orang berlomba-lomba untuk menjual pulsa, bahkan saya sendiri kerap lebih sering memiliki pelanggan yang mengisi Ovo, Dana, Gopay dll daripada pulsa, karena pulsa pun bias diisi sendiri melalui dompet digital tersebut. Ketika nantinya standarisasi QR Code ini sudah diimplementasikan, para penjual yang menyediakan layanan pembayaran lewat QR Code, hanya cukup memiliki model QR Code saja. Itu pun nantinya akan bisa digunakan oleh lebih dari satu operator pembayaran. Saat ini ada sekitar 12 perusahaan yang telah mendapatkan izin Bank Indonesia untuk menerapkan sistem pembayaran berbasis QR Code.

Bank Indonesia mengatakan akan menerbitkan aturan penggunaan QR Code untuk metode pembayaran. Aturan yang dimaksud terkait dengan standarisasi yang bakal menciptakan inter-operabilitas dalam penggunaannya. Standarisasi QR Code ini sebelumnya telah diuji coba pada tahap pertama di bulan September hingga November 2018. Kemudian uji coba tahap kedua dilanjutkan pada bulan April hingga Mei 2019 lalu sebelum akhirnya resmi diluncurkan. 

KELEBIHAN PEMBAYARAN QR IS oleh BANK INDONESIA  :

Khususnya di Era Digital Ala Millenial

  1. QR Code memiliki ketahanan terhadap kecacatan, di mana sekalipun QR Code tercetak mengalami kerusakan fisik atau cacat sampai 30% masih tetap bisa dibaca
    dengan baik karena adanya fitur error correction.
  2. QR Code untuk Standar Indonesia atau QR IS memudahkan setiap penggunaan dompet digital untuk disatukan dalam satu kode QR tanpa harus membuka ulang dompet digital yang dituju.
  3. QR Code memiliki  empat aspek yang diatur dalam standarisasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yakni Interoperabilitas, Interkonektivitas, Security, dan inklusi.
  • Interoperabilitas : Kapabilitas dari suatu QR IS -- yang antar mukanya diungkapkan sepenuhnya -- untuk berinteraksi dan berfungsi dengan produk atau sistem lain, kini atau di masa mendatang, tanpa batasan akses atau implementasi.
  • Interkonektivitas : Keterhubungan antar-jaringan telekomunikasi dari penyelenggara jaringan telekomunikasi yang berbeda. Interkoneksi antar-operator telekomunikasi wajib dilaksanakan di Indonesia untuk memberikan jaminan kepada pengguna agar dapat mengakses jasa telekomunikasi. Contohnya yakni pembayarannya hanya menggunakan satu barcode untuk semua aplikasi.
  • Security : Keamanan yang lebih terpercaya karena tidak perlu mengunduh banyak aplikasi, serta merta juga tidak menguntungkan pihak penyelenggaraan yang lebih besar.
  • Incklusi : Sebuah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka, artinya dalam QR IS, akan terbuka lebar semua penyelenggara kecil maupun besar untuk berkompetisi.

APA SIH TUJUAN BANK INDONESIA?

Bank Indonesia (BI) adalah Bank sentral Republik Indonesia sesuai Pasal 23D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia De Javasche Bank (DJB) adalah nama lain Sebelum dinasionalisasi sesuai Undang-Undang Pokok Bank Indonesia pada 1 Juli 1953, dirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Bank sentral, BI sudah diketahui mempunyai tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tapi, di era digital oleh masyarakat millenial, tidak hanya melulu soal uang tunai, dan aplikasi dompet digital itu sudah booming atau tersebar di seluruh Indonesia. 

Sehingga tujuan Bank Indonesia meluncurkan QR IS sangat diapresiasi sekali, karena hal tersebut semata-mata untuk melindungi konsumen serta memberikan kompetisi yang lebih sehat untuk para-para merchant.  Karena maraknya pasar bisnis QR Code yang dikuasai oleh penyelenggara-penyelenggara besar tanpa memberikan ruang untuk penyelenggara kecil, persis seperti aspek yang dijelaskan di atas. Bahkan hampir semua media online, setuju dengan peluncuran QR IS dan saya sendiri sebagai masyarakat di era digital ala millenial sangat merasa diuntungkan dan diberi kenyamanan dengan QR IS.


Semua hal yang berada di era digital memang sudah bisa diakses kapan pun dan di manapun, bahkan semua orang sudah paham dengan keberadaan QR Code. Persis bagaimana millenial menggunakan segala jenis transaksi dengan aplikasi ini. Dari mulai anak SMP, SMA, hingga yang sudah kuliah kerap menggunakan transaksi menggunakan QR Code apalagi jika berada di suatu merchant dengan adanya voucher dari dompet digital, dan juga melaukan pembayaran untuk menonton film dengan cashback yang lebih besar lagi. Dan dua-duanya, harus menggunakan QR Code langsung untuk pembayarannya. Bagi anak-anak millenial, cashback adalah salah satu keuntungan dari kegunaan pembayaran menggunakan dompet digital. Bahkan para orangtua yang tida buta teknologi pun paham hal ini apalagi dalam kasus belanja online. 

Sebagai yang termasuk dalam millenial, saya juga tidak sabar untuk dapat menggunakan QRIS kapan pun tanpa harus mengunduh banyak-banyak aplikasi dan membuka ulang untuk menscan QR Codenya. Sangat diapresiasi terhadap Bank Indonesia yang akhirnya merilis di tahun 2019 ini untuk nantinya dapat digunakan dengan sangat baik oleh Millenial, dan bermanfaat besar untuk peluang penyelenggara-penyelenggara kecil agar dapat terjadi keseimbangan di Indonesia, persis seperti tujuannya yakni menjaga kestabilitasan mata uang. 


Foto bersama QR Code di salah satu merchant 
Dalam hal ini, saya juga mengapresiasi Bank Indonesia untuk kebijakannya dalam membuat  FesKaBI yakni kegiatan edukasi bagi para mahasiswa generasi milenial. Beberapa rangkaian kegiatannya terdiri dari talk show motivasi dari para pengusaha, sosialisasi fungsi, dan kebijakan yang ada pada Bank Indonesia. Agendanya sangat terencana dan langsung bekerja sama dengan PT. Media Televisi Indonesia. FesKaBI 2019 sekaligus menjadi acuan atau upaya BI untuk mengenalkan masyarakat dengan Quick Response (QR) Code Indonesia Standard (QRIS). Akan ada juga praktik langsung dengan QRIS oleh salah satu UMKM di kota terpilih untuk FesKaBi. Walaupun begitu, saya masih berharap bisa dilakukan di Medan, khususnya Universitas Sumatera Utara. Semoga apa yang sudah direncanakan sedari awal, dan dengan tujuan yang mulia dapat terlaksana dengan baik pula. Bersama, QR IS (QR Standar), cukup membuktikan bahwa pembayaran menggunakan QR Standar sangat relatable ( cocok untuk para Millenial di era digital. 


#QRStandarPembayaranAlaDigitalMillenial

Sumber Referensi:


Leave a Reply

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)