Review sebuah cerita bersumber Cerita Seorang Lelaki yang bermimpi tentang Dirinya yang Sedang Bermimpi dari ngodop.com
Cerita pendek ini merupakan karya Achmad Ikhtiar, seorang penulis berbakat Komunitas One Day One Post. Sebenarnya masih banyak penulis yang handal, namun kali ini aku aka Ah, ya, sekali lagi aku akan mereview dengan kemampuanku yang tidak seberapa ini.
Kesan
pertama yang dapat kuberikan tentang penyampaian oleh penulis kepadaku ialah banyaknya perulangan kata yang disebut tentang mimpi dalam cerita. Awalnya tidak tertarik hingga akhirnya mengacu pada pertanyaan paling penting dalam hidup, yakni kebahagiaan tidak bisa dibeli. Ini tentang seorang lelaki yang bermimpi
tentang dirinya yang sedang bermimpi
Ini tentang seorang lelaki yang dalam mimpinya ia ingin mewujudkan kebahagiaan emaknya. Namun, alih-alih terkabul justru mimpi itu menipunya. Seperti dalam cerita juga, setelah
membeli mimpi ia bermimpi menjadi orang kaya dan hendak menikahi gadis
pujaannya bernama Narti, lalu mencoba mewujudkan impian emaknya untuk
ibadah haji dan impian bapaknya untuk membeli kerbau. Namun, kebahagiaan
yang baru saja didapatnya berbalik 180 derajat. Ternyata emaknya
terkena penipuan Perusahaan travel haji dan Kerbau Bapaknya dicuri,
Narti juga ternyata berselingkuh. Kejadian-kejadian itu membuat emak,
bapak, dan tokoh aku frustasi. Apalagi terus terngiang-ngiang di telinga
tokoh aku yang sedang bermimpi itu semua orang mengatakan "Kau tak bisa
membeli kebahagiaan".Bahwa kebahagiaan yang ia bangun ternyata bisa mengecewakannya tanpa ia sangka dan itu cukup menjelaskan bagaimana cerpen ini berperan penting dalam kehidupan manusia.
Teksnya berulang-ulang mengacu pada mimpi, membuat kita terbawa aka suasana. Sungguh plot twist yang tanpa disangka-sangka. Semuanya terinci, tidak ada celah, dan tidak ada juga yang tidak bisa dimengerti tata bahasanya. Hampir terlihat sempurna. Sebagai seornag penulis, sangat terharu dengan tulisan yang penuh makna itu.
Pesan yang perlu disampaikan adalah seberapa keras kita membeli suatu kebahagiaan itu tidak akan bertahan lama. Apa pun yang instan, pasti akan hilang dengan instan pula. Oleh karena itu tetaplah membahagiakan orang tua, diri sendiri, tanpa membeli sesuatu yang membuang waktu.