Saturday 28 September 2019

Lighthouse From Naledi [Chapter 4]

1 comments
Reverse: 
Di dalam Gua itu terdapat beberapa Homo Naledi yang melakukan pekerjaan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dimulai dari membuat alat sampai membuat makanan.




“Hingga saat ini, jenis manusia paling tua yang ditemukan adalah Ardipithecus ramidus yang hidup empat juta tahun yang lalu, lalu ditemukan Homo Naledi dan berdasarkan analisis pada sekitar seribu lima ratus potongan fosil yang diduga milik lima belas individu, Berger mengungkapkan bahwa manusia Naledi itu merupakan perpaduan antara manusia modern dan purba.” 

“Perpaduan itulah yang membuat Naledi mudah diajari, baik berbicara maupun menggunakan alat bahkan menciptakan minuman.” Seorang laki-laki normal -Tuan Naledi- yang memakai topeng itu tiba-tiba muncul dan berdiri di depan puluhan Homo Naledi.

Tepat ketika topeng itu dibuka, Hana, Raka, maupun Dewa menganga lebar melihat wajah laki-laki itu. Wajah yang kerap dicari beberapa tahun silam. Seorang mantan astronot yang menghilang tiga tahun yang lalu ternyata masih bertahan hidup di tempat yang sama mereka singgahi.

Key Alfido. Astronot yang pertama kali diutus ke pluto untuk mengunduh file dan menyimpannya. Key Alfido yang ternyata masih berdiri dengan sehat tanpa bekas luka sedikit pun. 

“Naledi, tangkap mereka!” Key memerintahkan para Naledi untuk menangkap Hana, Raka dan Dewa serta mengurung mereka di sebuah penjara dalam Gua yang lebih kecil.

Dewa yang masih sial dengan keadaaan kakinya makin mengumpat tidak jelas dengan peristiwa yang menimpa mereka. Sedangkan Hana masih memegang flashdisk yang sebelumnya ia ambil dari saku kanan celananya. 

Raka masih memikirkan cara untuk keluar dari penjara sampai Key datang dengan membawa sebuah organ berwarna merah namun bersih dari darah yang sontak membuat Dewa memeluk Hana saking takutnya. 

“Kalian tahu apa ini?” tanya Key sambil menyodorkan organ itu dengan tangan kanannya. 

Hana perlahan menjauh dari Dewa dan mendekati Raka yang menggeleng menjawab pertanyaan Key.    

“Organ ini disebut dengan mesentery, sebuah organ baru yang ditemukan di sistem pencernaan. Awalnya dikira sebagai serpihan bagian organ, ternyata sebuah organ utuh yang berfungsi berkesinambungan,” jelas Key.

“Mesentery juga merupakan lipatan dobel dari selaput perut –segaris dengan rongga perut. Ia merekatkan usus kita ke dinding perut dan bertugas memastikan semuanya "terkunci" di tempat yang seharusnya. Jadi organ dalam perut  takkan berantakan bila aku tak makan apa pun.”

“Aku mengumpulkan bagian organ ini dari jasad teman-temanku yang telah mati dan memindahkan satu per satu organ untuk membentuk manusia seperti mereka. Begitulah mereka bertahan hidup. Walau hanya satu atau dua orang yang saat itu baru kutemukan, nyatanya sudah puluhan yang telah hidup dari mereka.”

“Lalu untuk apa kau kurung kami di sini?” tanya Hana sambil mendekati Key yang menatap flashdisk yang dipegang Hana. Key tahu benar flashdisk itu pasti berisi data seperti yang pernah ia lakukan dulu.

“Awalnya aku hanya ingin memberitahu kalian dan memperbaiki namaku yang buruk di mata dunia, tapi sekarang aku ingin ... flashdisk yang kau miliki, Hana.” Key menyeringai lebar dan berjalan dua langkah. “Dua menit dari sekarang, atau kalian akan tinggal di sini bersamaku.”

***
To Be Continue...


1 comment:

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)