"Aneh rasanya saat seorang perempuan menyatakan perasaannya padaku, kali pertama aku melihat rapuhnya hati"
Ia kemudian mundur saat paham mengartikan senyum pahit yang terlukis di bibirku. Benar, aku memang tidak mencintaimu. Dan tanpa sadar kata itu keluar dari mulutku.
"Tak pernahkah aku layak mendapatkan perhatian itu? Apakah aku salah jika menyukai pacar sahabatku sendiri yang seharusnya itu menjadi milikku? Aku lebih dulu kenal kamu, Fahmi." Aku tidak tega saat ia mengucapkan kata itu sembari meneteskan air mata.
Aku tidak ingin semuanya berakhir buruk, apalagi aku tahu Dinda akan sangat marah ketika sahabatnya menangis karena ulahku. Tapi aku juga tidak ingin persahabatan mereka hancur hanya karenaku. Mungkin benar, ini semua salahku yang terlalu larut akan situasi.
Aku dan Clara -perempuan itu- sudah bersahabat sejak lama. Tapi aku tidak pernah tahu perasaannya hingga beranjak SMA, dan saat itu pula Dinda membuatku berbunga-bunga. Tingkah konyolnya, cerianya, sangat berbeda dengan Clara yang kalem dan mencintaiku dalam diam.
Aneh rasanya saat seorang perempuan menyatakan perasaannya padaku, kali pertama aku melihat rapuhnya hati Clara yang kutahu seorang yang kuat. "Bodohnya aku," ucapku tanpa sadar.
"Sejak kapan?" Tanyaku pada Clara.
"Kelas dua SMP." Clara menjawab dengan lirih.
Aku tiba-tiba teringat sesuatu. Saat Alvi bercerita tentang perempuan yang menyukaiku dan selalu menghiburku dengan buku ceritanya. Tapi aku tidak pernah sadar bahwa itu Clara. Katanya, tawaku itu menular.
"Aku akan memutuskan Dinda," ujarku spontan.
Tiba-tiba Clara mendekati dan menamparku hanya dalam hitungan detik. "Apa kau gila?" Tanyanya. Aku mengerling bertanya-tanya, apa sebenarnya maunya.
"Aku hanya ingin tau perasaanmu, aku ingin menyatakannya sejak dulu tapi aku sudah terlambat. Dan aku tidak ingin menyesal lagi sekarang," jawab Clara yang seolah membaca pikiranku.
Dan detik itu pula, aku hanya terpaku. Melihat Clara berjalan membelakangiku dengan perasaan campur aduk, begitu pula dengan pikiranku yang bertanya-tanya perihal apa yang baru saja terjadi.
Sampai akhirnya aku mendapatkan beberapa pesan dari pengirim yang sama dan cukup membuat jantungku berdesir hebat. Harusnya sedari awal aku sudah tahu, ada sepasang mata tak sengaja mengetahui peristiwa itu.
- "Ada apa dengan kalian?"
- "Jawab."
- "Hello?"
- "Apa kau mnyakitinya? Atau klian yng sdang mnyakitiku?"
***
#RWCOdopBatch7
#OneDayOnePost
Wah cinta segi tiga hehe
ReplyDeleteDi kalimat terakhir ada yg typo y mbak? πππ
gak typo kok, emg dia sedang sms gitu kan jd biar ga kaku bahasanya:)
Deletety ya udh komen:))
Ini,masih ada kelanjutannya kah???
ReplyDeleteUntuk yang ini masih kok hehe:)
DeleteLanjut kak
ReplyDeleteMakasih kak novi:))
DeleteUnchh kak Sulis.
ReplyDeletethnkyou kak naja:))
DeleteKeren nih tulisannya ππ»
ReplyDeleteThanks mba asma☺️
DeleteKeren blognya kak, tulisan2nya juga. Semoga aku juga bisa suatu saat nanti ππ
ReplyDeleteHehe masih blajar mba☺️ ayoo tukar pikiran
DeleteYeyyy, di tunggu cerita selanjutnya...
ReplyDeleteTerharu ada yang nunggu☺️ mkasihya
DeleteIni masih bersambung kah?
ReplyDeleteYg ini msh brsambung kok mba:)
DeleteWah, keren tulisannya kak π
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBagus tulisannya ^^ keep up the good work!
ReplyDeleteThanks ka mandaπ€
DeleteKayaknya, aku udah baca kemarin deh kak, kalau gak salah π
ReplyDeleteUdah kak. Komen kk di atasπ
Deleteseneng banget akhirnya bisa ikut komentar di cerita kakak.
ReplyDeletebagus banget kak. di lanjut lagi ya.
Ya Allah makasih ya mba nurulπ€
DeleteSukaaa keren
ReplyDeleteMakasih kak ummuπ€
DeleteBagus banget... jadi nyaman ngikutin alurnya
ReplyDeleteSemoga suka ya kakπ€
DeleteBagus...
ReplyDeleteMakasi mba renoπ€
DeleteBaguss, ditunggu cerita selanjutnya
ReplyDeleteIyanih makasih ya kak:))
DeleteSemangat terus nulisnya kak, bagus!
ReplyDeleteOkee ka anneπ€
DeleteLanjut dong ceritanya penisirin nightπ
ReplyDeleteHehehe ditunggu yah
DeleteLanjut dong ceritanya penisirin nih
ReplyDeleteNanti aku kabari kalo udh disambung☺️
Delete