Monday 23 September 2019

Lighthouse From Naledi

20 comments
"Ketika kamu terjebak di suatu tempat dan menemukan rahasia kelam dan hampir merusak segalanya."

“Aku tidak ingin mati bodoh di sini,” teriak Dewa sambil menggenggam erat kemudi pesawat yang ditumpanginya. Pesawat ulang-alik yang membunuh lebih banyak orang dibandingkan dengan kendaraan ruang angkasa lainnya dalam sejarah.  

Ledakan Challenger menewaskan tujuh orang, enam astronot dan satu guru, saat peluncuran misi ke-10 pada tahun 1986. Ledakan Columbia menewaskan tujuh orang saat masuk kembali ke Bumi pada tahun 2003. Dan mereka masih terjebak di pesawat yang sama –NASA.

Demi mendapatkan dataset pluto terbaik yang pernah dikumpulkan dengan foto resolusi tinggi, data atmosfer, dan lainnya, mereka harus mengorbankan hidup untuk memulai pengunduhan (downlinking) melalui NASA yang sebelumnya telah diunduh oleh New Horizon –wahana antariksa milik lembaga antariksa Amerika Serikat.

“Kita sudah tiga tahun di sini dan data yang diunduh masih delapan puluh lima persen, aku tidak percaya,” ucap Raka pasrah. 

Tapi Hana –astronot perempuan satu-satunya itu menatap kedua temannya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Tatapan seakan semua ini akan mulus untuk dilalui.  

Perlahan, dengan sekuat tenaga ia memulai alternatif dan menyimpan puluhan gigabyte data yang telah dikumpulkan oleh New Horizon sebanyak sisa dari data yang barusan mereka kumpulkan untuk nantinya ditransfer ke bumi dalam waktu satu tahun lamanya.

“Hana, apa kau gila?” tanya Dewa sambil memegang erat kemudi pesawatnya.

“Jika kau melakukan ini, kita tidak akan pernah pulang,” bentak Raka berusaha mengambil alih pengunduhan dari tangan Hana.

“Diamlah. Aku tahu apa yang kulakukan.” 

Dalam sepersekian detik, Space Shuttle (NASA) yang mereka tumpangi itu melesat dengan kecepatan 17.500 mil atau dua puluh delapan ribu kilometer per jam menuju Bumi.

***
To be continue... 

20 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Wah, saya sendiri masih belum bisa menulis seperti ini. Dibutuhkan imajinasi yang sangat tinggi. Terima kasih mba, saya jadi bisa belajar dari mba.

    ReplyDelete
  3. di tunggu lanjutan ceritanya yaa

    ReplyDelete
  4. Butuh wawasan tinggi nih... Keren banget ka!

    ReplyDelete

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)