Friday, 1 November 2019

About Metisazia

1 comments
Dulu aku pernah masuk suatu grup kepenulisan di line udah lama banget tapi grupnya bubar sekarang. Dan aku pernah punya alasan bertahan di Metisazia.

Apa alasanku bertahan di Metisazia?
Kenyataan bahwa aku menjadi anggota Metisazia membuatku menyadari satu hal, aku berhasil.

Ya, itulah yang sedang terjadi. Aku sudah lama memimpikan untuk masuk grup ini dan itulah alasan utama mengapa aku tetap bertahan.

Jangan salahkan aku ini menjadi mimpi utama, karena mendapatkan kesempatan ini ternyata tidak semudah yang ku kira. 

Awalnya aku mendaftar untuk generasi keempat, sayangnya saat itu Metisazia sudah tidak menerima calon lagi.
Tapi ternyata notifikasi Metisazia kembali muncul dan saat itu mereka Open Member lagi. Walaupun mereka menerima hanya 10 calon, tapi aku tetap berusaha mendaftarkan diri. 

Sepertinya keberuntungan berada di pihakku saat itu, karena seseorang mengundang permintaan grup Metisazia di line.

Selain menginginkan berada di grup ini, alasan yang ku punya ialah adanya drama. Uniknya Metisazia, setiap ada penerimaan anggota baru, ternyata diadakan tes interview untuk melatih anggota agar mentalnya kuat. 

Itu salah satu keunikan tersendiri untukku saat berada di Metisazia. Jujur, saat itu aku bahkan berusaha memberikan jawaban terbaik walaupun menurut penilaian terkesan sombong. 

Disitu aku menyadari bahwa kita hanya perlu mengeluarkan apa yang benar-benar menjadi kriteria kita. Mungkin benar bila aku sudah sedikit melebih-lebihkan jawabanku saat itu.

“Welcome in Metisazia.” Kata-kata itu tertera begitu saja setelah tes paling menegangkan itu. Walaupun ada beberapa jeda setelah di kick dari grup yang sempat membuatku sedih dan kecewa, akhirnya aku resmi menjadi anggota Metisazia generasi kelima. 

Setelah melewati awal yang sedih sekaligus bahagia, aku merasa bahwa sebenarnya karakter masing-masing anggota memang sudah terlatih sejak masuk dalam grup, aku bahkan disambut dengan baik, tidak jarang juga anggota bercanda ria dalam grup.

Kekompakan menjadi alasan kuat membuatku ingin bertahan setelah masuk grup. Tidak setiap waktu anggota bisa aktif, tapi mereka yang aktif selalu menjawab dengan ramah dan tidak pernah saling bersinggungan satu sama lain. 

Walaupun jadwal di Metisazia sering membuatku lupa dan akhirnya membuatku mendapatkan surprise dengan deadline tercepat menurutku, tapi aku yakin itu semua agar semua anggota memang disiplin dalam mengatur waktu.

Jujur saja, saat pertama kali aku masuk grup dan merasa nyaman untuk mengobrol, handphoneku tiba-tiba rusak dan layarnya hitam. Saat itu aku putus asa dan tidak ingin melanjutkan tugas-tugas yang diberikan. 

Tapi setelah aku berpikir sekali lagi, aku menyadari bahwa masih ada laptop, masih ada jalan disaat kita benar-benar berusaha. Dan disaat itu pula aku memindahkan akun ke handphone ibuku, semuanya berjalan seperti biasa dan Metisazia ternyata mengundang pemateri dari luar.

Alasan lain yang membuatku bertahan, karena Metisazia selalu punya cara untuk menambah ilmu anggota dari mana saja. 
Tidak hanya dari jadwal biasa, tugas mingguan, tapi juga pemateri luar yang bisa ditanya hanya pada saat jadwalnya. 

Dalam arti, kita tidak punya kesempatan lain selain pada waktu yang ditetapkan.
Hanya sekali aku pernah mengikuti jadwal tanya jawab pada pemateri, dan semua anggota Metisazia selalu antusias menanyakan pertanyaan yang benar-benar penting. 

Di lain waktu, adanya kritik saran di Work Wattpad Metisazia, membuatku benar-benar mengerti tentang dunia kepenulisan. Mereka yang lebih berpengalaman memberikan kritik dengan caranya masing-masing. Ada yang ketus dan ada pula yang sekilas.

Aku baru benar-benar mengerti semua itu dari Metisazia. 
Lalu kenapa aku memilih bertahan?
Aku masih membutuhkan ilmu rutin seperti yang biasa terjadi di Metisazia. Aku masih membutuhkan orang-orang yang ramah bila berbicara dan mampu mengkritik dengan pedasnya. 

Tugas mingguan juga bisa mengasah otakku agar lebih maksimal dalam membuat sebuah cerita yang rasional. Sejujurnya, itulah yang aku inginkan sejak dulu.

Lalu kenapa aku memilih bertahan?
Aku bukan tipe orang yang tepat waktu. Bukan orang yang selalu fokus pada satu tulisan, tapi ketika Metisazia memberikanku tugas, secara tidak langsung, aku berusaha fokus untuk memberikan yang terbaik, berusaha mengerjakan sebelum deadline agar aku tidak dikeluarkan. 

Walaupun masih ada kesempatan untuk mengirim tugas yang terlambat, aku selalu berusaha untuk mengirim sebelum deadline pertama. 

Lalu kenapa aku memilih bertahan?
Kuharap aku sudah menjawabnya. 

1 comment:

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)