Thursday, 31 October 2019

Love Hate

0 comments
"I'm fine, i would be fine," gumamnya sambil sesekali melihat ke setapak jalan. Genangan air hujan itu kini sudah semata kaki, dan sepatunya mau tidak mau harus basah dan membuat ia semakin mengigil.

Dentingan detik itu terus bergemuruh di telinganya. Seperti bom atom yang menghitung mundur demi menelan korbannya. Karena, ia tidak pernah pulang selarut ini.
Setiap toko yang dilewatinya sudah tutup dan hanya tersisa lampu jalanan yang cahayanya bahkan sudah redup.

Ia menghela napas panjang sambil memeluk tas sandangnya yang mungil sembari berlari menuju halte yang sedari tadi menarik perhatiannya. Bahkan bus tidak ada lagi yang melintas, orang-orang tidak ada lagi yang duduk di halte itu. Just her, alone.

"How stupid you are, I would be die." Ia bergumam sambil mengetuk kepalanya.
"Kau bahkan belum mencobanya." Ia langsung menatap ke asal suara. Seorang laki-laki bertubuh tegap dengan jas hujan sedang menatapnya sambil tersenyum.

Ia menggeleng pelan. Laki-laki itu pasti sedang menelepon seseorang, bukan ia yang laki-laki itu ajak bicara.

"Kau terlihat gelisah, matamu tidak lepas dari arloji basah itu, dan aku melihat kau bergumam sambil mengetuk kepala, kau takut dimarahi seseorang, bukan?" tanya laki-laki itu lagi.

Ia bahkan tidak menoleh sedikit pun, walaupun ia mulai merasa bahwa laki-laki itu sedang menjawab apa yang ada dalam pikirannya.

"Aku berbicara padamu, kenapa kau tidak menjawabnya?" Laki-laki itu sekarang sedang berlutut di hadapannya. Dan kali itu, ia sadar, laki-laki itu tampan, bahkan dengan cahaya seadanya, siluet laki-laki itu seperti menghentikan waktu yang sedang berjalan.

"Siapa kau?" tanyanya tajam. Walaupun wajah itu mengalihkan perhatiannya, ia masih tetap mengacuhkan laki-laki itu.

"Apa kau tidak ingin mencoba pulang? Kau tahu, gadis sepertimu tidak baik masih berada di sini sampai jam satu pagi," kata laki-laki itu sambil duduk di sampingnya tanpa menjawab pertanyaan yang ia tanyakan sebelumnya.

Ingin ia beranjak dari tempat itu kalau saja hujan itu tidak turun lagi dengan derasnya. Baru kali ini, ia benar-benar terjebak di suatu halte dengan orang asing yang terus-terusan menanyainya.

"Aku sudah memberitahumu dari awal." Sekarang laki-laki itu tertawa mengejeknya, ia memang mengakui, harusnya ia pergi daritadi sejak laki-laki itu bertanya pertama kali. "Aku akan mengantarmu jika kau mau, Muthia."

Deg. Jantungnya berdegup kencang, karena ia tidak pernah memberitahu namanya dan sekarang laki-laki itu menyebut "Muthia". Seakan bersikap biasa, ia malah pergi menerobos hujan.

Tapi tidak sampai setengah jalan, ia kembali, karena tidak kuat merasakan hujan yang menyerbu tubuhnya yang hanya dibalut kaos. Dan belum sempat ia meminta, laki-laki itu langsung memakaikannya jas yang sebelumnya laki-laki itu pakai.

"Ayo." Laki-laki itu menggenggam tangannya sembari menariknya menerobos hujan yang lebat itu. Entah kenapa, genggaman itu menimbulkan getaran aneh dan kehangatan mulai muncul di saat yang bersamaan.

Dalam beberapa menit itu, ia hanya memandang wajah laki-laki itu, tersenyum sendiri sampai ia lupa menatap arlojinya.

"Kau bisa berhenti menatap wajahku sekarang," kata laki-laki itu yang membuatnya menghela napas, ia bahkan tidak sadar laki-laki itu menyadarinya.

Dan taman itu membuatnya sadar, rumah berwarna coklat itu membuat matanya membelalak lebar, dan pagar hitam itu menyadarkannya satu hal, ini adalah kediamannya.

"Harusnya kau mengenalku, Muthia." Suara itu membuatnya menoleh.

Laki-laki itu menjauh pergi bahkan sebelum ia sempat bertanya. Dan sebelum ia sempat mengejar, ibunya membuka pagar dan memeluknya erat.
"Thia, jangan buat kami khawatir lagi."
Malam itu, hanya satu pertanyaan yang ada di benaknya, "Siapa dia sebenarnya?"

Leave a Reply

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)