Tuesday, 1 October 2019

Lighthouse From Naledi [Chapter 6]

6 comments

“Biasanya di sore hari menjelang malam, para Naledi berhenti bekerja dan tidur selama setengah jam, kalian keluarlah saat itu tiba, dan aku yang akan mengurus semua ini,” ujar Naledi sesaat setelah matahari mulai tenggelam dan digantikan bulan.

Tepat seperti yang Naledi katakan, para Naledi lain mulai tertidur pulas dan Key bahkan Raka masih berbincang. Saat kesempatan itu tiba, Naledi membukakan kurungan dan menuntun mereka keluar melewati Gua sempit di samping kurungan yang tertutup batu. Naledi menyuruh Hana dan Dewa menunggu sampai ia kembali membawa Raka. Di sisi lain, Raka yang masih diinterogasi Key pun akhirnya harus pasrah menerima tawaran untuk bekerja sama dengan Key. Sejak dulu, Raka memang menginginkan sebuah penemuan baru untuk ditunjukkannya pada dunia.

“Letakkan mesentery ini tepat di atas kerangka Naledi dan masukkan darah yang berasal dari wanitamu ke dalam serum ini.” Key memerintah Raka yang masih berjalan meletakkan mesentery.

“Hana? Kau memintaku mengambil darah Hana?” tanya Raka kasar sambil mundur secara perlahan.

“Hana? Hana sudah meminum air gurun itu, dan kau hanya perlu mengambil sisanya.” Key tertawa bengis dan merentangkan tangannya.

“Air gurun itu dapat membuat daya tahan tubuh seseorang meningkat, Hana tidak akan mati jika kau mengambil darahnya. Ayolah, kau hanya perlu mengambil apa yang telah kuberikan untuk temanmu,” sambung Key sambil menyeringai lebar dan menyuruh Raka untuk melakukan percobaan itu.

“Kau bajingan!” Raka mengumpat sambil melemparkan mesentery itu dengan kasar ke dalam kerangka yang telah utuh itu.

“Tidak! Bukan dengan cara seperti ini, kau pembawa bencana.” Key berteriak geram karena mesentery kesayangannya pecah di dalam kerangka tubuh yang telah sempurna. Sedangkan Raka mencari Hana dan Dewa yang kurungannya telah kosong. Belum sampai ia lima menit mencari, para Naledi keluar bersamaan dan mengejarnya yang terjebak dalam Gua kecil itu.

“Psst. Raka!” pekik Hana kecil dari Gua di samping kurungan yang tertutup batu saat Raka dikerumuni para Naledi. Perlahan Raka mendongakkan kepalanya dan melihat siluet Hana yang tengah memanggilnya untuk melewati batu besar itu.

“Tuan memanggil kalian, dia butuh bantuan!” Naledi yang pertama kali mereka jumpai itu memerintah seluruh Naledi untuk membantu Key yang terkena masalah. Raka memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri.

“Manusiaku ...,” lirih Key sambil mengambil mesentery satu-satunya itu. Tapi sebelum mesentery itu sempat disentuh, kerangka itu tiba-tiba bergerak dan menatap sekeliling untuk kemudian berdiri dan berjalan pelan. 

***
to be continue...

6 comments:

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)