Friday 4 October 2019

Lighthouse From Naledi [The End]

4 comments
Reverse:
“Naledi ...,” panggil Raka yang membuat Naledi menoleh sebelum masuk kembali ke dalam Gua. “Apa yang akan terjadi dengan Key dan bangsa kalian?”


Mesentery sudah tidak ada lagi, kami lambat laun pun akan mati sesaat Tuan kami sudah kehabisan tenaga dan tidak bernapas lagi. Pergilah.”

Raka tidak tahu berkata apa saat mendengar Naledi bisa setegar itu menghadapi kematiannya. Naledi yang masih setia dengan Tuannya bahkan saat Tuannya pun sekarat.
Hana pun melambai tersenyum sembari pergi walaupun Naledi tidak pernah tahu apa maksud lambaian itu.

Dan tepat seperti yang Naledi katakan, setelah mereka berjalan satu kilometer melalui gurun, mereka akhirnya menemukan mercusuar itu. Berbekal minuman dari Naledi, mereka tidak pernah kelaparan dan memilih istirahat sebentar tepat di depan mercusuar itu. Ternyata mesentery yang ada dalam setiap manusia berfungsi juga.

Jeddah Lighthouse adalah mercusuar aktif yang terdapat di Jeddah, Arab Saudi. Hal inilah yang membuat mereka bisa dekat sekali dengan daerah gurun sekaligus menjawab pertanyaan Dewa.
Mercusuar berwarna putih setinggi 436 kaki  atau seratus tiga belas meter ini dinobatkan sebagai mercusuar  yang tertinggi di dunia. Jeddah Light terletak di ujung dermaga terluar, sebelah utara pintu masuk ke Pelabuhan Jeddah. Mercusuar ini terbuat dari beton dan baja, dengan bentuk silinder, dan di bagian bawah puncaknya terdapat bangunan bulat.

Dan di sini tepatnya mereka. Duduk menikmati Jeddah Lighthouse di malam hari. Dan menikmati tiga cahaya putih akan bersinar dari lampu utama setiap dua puluh detiknya. Semua berkat manusia baru bernama Naledi itu.

Manusia baru yang pertama kali mereka temukan dalam kecelakaan yang tidak disengaja. Manusia baru yang menyelamatkan hidup mereka entah beberapa kalinya. Manusia baru yang tidak sempurna namun memiliki kelebihan yang luar biasa. Tanpa Naledi, mereka tidak akan pernah sampai ke titik ini.

“Aku ragu bila kita kembali menjadi astronot, kita akan bernasib sama dengan Key,” ujar Raka membuka pembicaraan dengan raut wajah sedih mengingat nama mereka akan buruk di mata dunia.

“Sepertinya tidak, bila kita memiliki flashdisk itu,” sambung Dewa sambil memijit kakinya yang terlalu lelah.

Bintang di malam hari pun turut menyaksikan tiga orang berusia dua puluh satu tahun itu memandang gemerlapan langit. Astronot yang berusia delapan belas tahun saat pertama kali menjalankan misinya.

Hana yang sedari tadi diam akhirnya tersenyum seperti saat ia menggunakan alternatifnya, senyum yang tak bisa diartikan tapi ia yakin berhasil.

 Kedua temannya yang lain pun bingung mengartikan senyum Hana yang kini telah membaringkan tubuh di pasir yang dingin itu sesaat disusul Raka dan Dewa.

Sambil menepuk saku kiri celananya, Hana berkata, “Aku memiliki dua flashdisk yang sama, dan data itu masih di sini.”

***
THE END

note: akhirnya finish ya:)) semoga paham alur ceritanya :))

4 comments:

  1. Ada chapter yg blum dibaca jdnya blum connect full... Tp ceritanya dah keren banget ka!

    ReplyDelete
  2. Sepertinya harus baca ulang dari chapter 1 😊

    ReplyDelete
  3. Dipaham- pahamin.
    Kek nya harus baca dari awal deh biar paham betul 😁.

    ReplyDelete

Terima Kasih telah membaca. Akan sangat dihargai jika diberi kritik dan saran juga hal menarik lainnya yang akan dibahas :)

Labels

Cerpen (37) Wacana (18) Artikel (12) Puisi (8) Drabble (7) Sad Story (7) Review Blog (3) Ulasan (3) Essay (2) Lagi Viral (2) Resensi (2) Review Film (2) Review Series (2) Tips (2) Biografi (1) Quotes (1)